Mohon tunggu...
Kang Mizan
Kang Mizan Mohon Tunggu... Penulis - Pensiunan Peneliti Utama Kementerian Keuangan R.I. email: kangmizan53@gmail.com

Pensiunan Peneliti Utama Kementerian Keuangan R.I.

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Dukung Mereka ini untuk Mendapat BLT Covid-19

26 Maret 2020   12:00 Diperbarui: 28 Maret 2020   10:59 163
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Target Penerima Bansos Covid-19

Semalam penulis sempat menyaksikan acara TalkShow di stasiun TvRI. Acara yang antara lain menghadirkan Sosiolog terkemuka UI, Imam Prasodjo, mengusung tema Bantuan Sosial atau Jaring Pengaman Sosial dalam rangka mitigasi dampak sosial ekonomi virus ganas Corona Covid-19 ini. Talkshow TvRI ini memang sangat strategis karena tidak dapat disangkal lagi jumlah orang yang mengalami kesulitan untuk bertahan tidak lapar saja dalam kondisi pandemi virus Corona saat ini dapat mencapai jumlah lebih dari 100 juta orang. 

Mas Imam ini mengusulkan pola kesetiakawanan sosial mandiri seperti ditingkat RT/RW. Inisiatif ini menurut Mas Imam feasible dilakukan karena keragaman posisi ekonomi di suatu RT/RW. Maksudnya, dijelaskan lebih lanjut oleh Beliau, dalam suatu RT/RW ada orang yang kaya, ada yang sedang-sedang, dan ada juga yang sangat susah, katakanlah untuk makan saja sudah tidak ada uang lagi, dalam situasi ekonomi Corona yang sangat payah ini.

Yang kaya, atau, yang masih bisa bertahan dalam waktu yang cukup lama memberikan bantuan apa saja baik dalam bentuk natura seperti beras dan sembako atau dalam bentuk uang kepada warga mereka sendiri yang saat ini sangat membutuhkan nya. Dalam hal, kemampuan warga yang masih kurang, maka mereka perlu mendapat bantuan dari pemerintah.

Lebih jauh, menurut Guru Besar Sosiologi UI ini, pola bantuan sosial bottom up ini sangat ampuh untuk menghilangkan terjadi nya salah sasaran bantuan sosial pemerintah. Betul ini sebab secara universal setiap program bantuan sosial (Bansos) selalu mengandung dua kesalahan pokok yaitu inclusion errors dan exclusion errors.

Pengendalian Inclusion dan Exclusion Errors

Penulis sepakat dengan Pak Imam ini bahwa model yang diusulkan nya itu bebas dengan dua jenis kesalahan tersebut. Tetapi, itu hanya berlaku demikian jika itu murni swadaya masyarakat. Jika swadaya itu hanya merupakan langkah awal saja tetapi bantuan yang lebih besar masih diharapkan dari pemerintah, maka beberapa persyaratan yang lain masih perlu dipenuhi.

Beberapa persyaratan yang lain itu mencakup adanya kriteria penerima manfaat yang jelas. Misal, nilai penghasilan atau pendapatan sebelum #Ayo Di Rumah Aja . Bisa juga surat keterangan resmi dari tempat kerja sebelum di rumah kan. Selain itu, itu bisa juga berdasarkan pertimbangan jumlah anggota keluarga yang menjadi tanggungan kepala keluarga yang sekarang sedang nganggur alias tidak ada pekerjaan.

Selain itu, terutama untuk menghilangkan penumpang gelap atau free riders, mutlak sekali publikasi dari identitas para penerima manfaat tersebut. Identitas tersebut mencakup nama dan alamat plus NIK. Data ini bisa menggunakan data KPU untuk Pemilu 2019 yang lalu.

Diatas kesemua itu, kesigapan dari ASN Kementerian Sosial juga sangat menentukan keberhasilan program model Dr. Imam Prasodjo ini. 

Dan yang tidak kalah pentingnya adalah penggunaan teknologi internet yang berbasis server awan (cloud) dan/atau cloud computing. 

29,3 Juta Orang Target Penerima BLT Covid-19

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun