Mohon tunggu...
Kang Mizan
Kang Mizan Mohon Tunggu... Penulis - Pensiunan Peneliti Utama Kementerian Keuangan R.I. email: kangmizan53@gmail.com

Pensiunan Peneliti Utama Kementerian Keuangan R.I.

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

8 Gebrakan Erick, Prestasi atau Fantasi?

4 Desember 2019   19:57 Diperbarui: 5 Desember 2019   08:35 457
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Menunggu Keajaiban Mantan TKN Jokowi-MarufAmin (dokpri)

3. Deputi Jadi Komisaris & Direksi BUMN
Kita tahu bahwa ada lima deputi (setingkat Direktur Jenderal) Kementerian BUMN yang dicopot dan diberikan tugas baru di BUMN. Ini baru dapat berarti banyak jika BUMN tersebut bukan dumping grounds saja. Perlu kita kaji lebih jauh iya tidak nya.

4. Ahok Jadi Komisaris Utama PT Pertamina
Apresiasi untuk keberanian Erick mengangkat Ahok untuk jabatan super mewah ini. Namun, apakah PT Pertamina akan menjadi lebih efisien dengan keberadaan Ahok sebagai Komutnya itu?

Penulis meragukan ini. Kenapa? Ingat Tanri Abeng sebagai Komut PT Pertamina sebelumnya: 2014 - 2019. Kurang hebat apanya Tanri Abeng dibandingkan dengan Ahok untuk bidang bisnis manajerial ini?

Hasilnya? Penulis masih mencari bukti

5. Anak Cucu dan Cicit BUMN
Buku Mengurai Benang-benang Kusut BUMN, Yogyakarta: Deepublish, 2017, menulis ada sekitar 1.000 anak cucu dan cicit BUMN. Erick akan mengevaluasi keberadaan anak cucu dan cicit BUMN itu.

Sayangnya, Erick mulai dengan BUMN recehan dulu. Mulai dari perusahaan air minum. Bukan dari PT Pertamina, atau, PT PLN, atau, PT Angkasa Pura, dan seterusnya, dan seterusnya. Masing-masing dari BUMN ini memiliki anak cucu dan cicit mencapai triple digit dengan aset jelas bukan recehan tetapi triliunan.

Akankah Erick sampai yang ke triliunan ini? Penulis meragukannya sebab, misalnya, di awal rezim Rini Soemarno, isu anak cucu dan cicit BUMN ini juga diangkat dan kemudian lenyap begitu saja.

6. Holding BUMN Karya dan Super Holding BUMN.
Isu Holding BUMN Karya dan Super Holding BUMN hangat di era Rini Soemarno. Isu ini kemudian melempem di penghujung masa jabatan Bu Rini.

Erick kelihatannya tidak berminat dengan inisiatif untuk mendirikan Holding BUMN Karya dan Super Holding BUMN.

Memang mendirikan Super Holding yang otomatis menghilangkan Kementerian BUMN itu super sulit dan saya sepakat dengan Erick untuk hal ini.

Saya sepakat juga dengan keputusan Erick untuk membatalkan inisiatif pembentukan holding BUMN Karya. Penulis, lebih jauh lagi, seperti diuraikan dalam buku diatas, memperlihatkan bahwa holding BUMN adalah pemborosan sumber-sumber langka negara yang tidak perlu dilakukan sebetulnya. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun