Mohon tunggu...
Kang Mizan
Kang Mizan Mohon Tunggu... Penulis - Pensiunan Peneliti Utama Kementerian Keuangan R.I. email: kangmizan53@gmail.com

Pensiunan Peneliti Utama Kementerian Keuangan R.I.

Selanjutnya

Tutup

Financial Pilihan

"Rich Dad Poor Dad", Bisa Dihindari Lho..

14 Juli 2019   19:17 Diperbarui: 14 Juli 2019   19:35 466
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kartun Rich Dad Poor Dad

Ada beberapa meme viral yang penulis masih ingat menjelang dan sesudah krisis monetenr 1997/98. Salah satu nya adalah "beli dolar aja, setiap hari naik loh." Meme lain adalah "dolar akan terus naik sampai Soeharto turun." Meme yang lain lagi yang sering diucapkan oleh Theo Toemion, analis pasar modal ketika itu "gonjang ganjing dolar mengakibatkan rupiah terpuruk ke....."

Yang lain lagi adalah celotehan Koh Aming, pedagang sepeda di bilangan Sawah Besar Jakarta Pusat. Ini misalnya "Dagang susah ouy.. simpan uang di bank saja.. bunga 60 persen... untung nya sudah jelas.

Sedikit lebih umum, emak-emak, akang-akang, mas, dan mungkin kita semua Kompasianer menarik simpanan rupiah kita (di bank) jika dolar terus naik dalam waktu singkat. Beli dolar pasti untung beliung, seperti trade mark Bank BRI, rasanya.

Kita juga ogah berinvestasi pada aset keuangan termasuk aset simpanan bank jika dolar dalam kondisi yang demikian apalagi diiringi oleh tingkat inflasi yang tinggi. Simpan uang pada emas atau properti lebih aman dan nyaman. 

Meme dan celotehan diatas memperlihatkan kondisi ekonomi yang lagi sangat buruk. Likuiditas ekonomi anjlok, investasi mandek, dan pengangguran membumbung tinggi.

Kondisi ekonomi Indonesia berangsur-angsur pulih di tahun 2000an.  Modal dasar SDM sektor fiskal dan moneter ditambah sistem dan budaya organisasi yang memang sebetulnya bagus memungkinkan kepulihan tersebut berjalan cukup cepat. Inflasi dan kurs rupiah mulai terkendali dengan baik, rasio utang Pemerintah terhadap PDB juga terus menurun dengan cepat dan sekitar 2005 kondisi ekonomi dan moneter Indonesia sudah hampir pulih sepenuhnya. 

Dalam kondisi ekonomi dan moneter yang sudah stabil demikian, kita perlu berpartisipasi untuk memeliharanya. Partisipasi kita  ini jelas berguna bagi kita-masing. Jika semua kita, atau hampir semua dari kita,menyadari pentingnya berperilaku hati-hati dalam mengelola keuangan masing-masing, maka ini akan  berkontribusi positif dan significant untuk ekonomi Indonesia secara keseluruhan. 

Apa yang dapat kita kerjakan untuk itu? Coba lihat ini pengalaman pribadi penulis. Mungkin pengalaman ini secara tidak sengaja berkontribusi significant pada stabilitas sistem keuangan Indonesia.

Mungkin masih banyak yang ingat dengan buku best seller berjudul Rich Dad Poor Dad. Buku yang rilis tahun tahun 1997 ini, dan sukses dengan penjualan  32 juta copy dengan 51 bahasa di lebih dari 109 negara berbeda,  ditulis oleh Robert Kiyosaki and Sharon Lechter. Robert Kiyosaki pernah muncul di acara talk show tv Indonesia beberapa tahun silam.

Diantara pesan Robert Kiyosaki tersebut yang masih penulis ingat terkait pengelolaan keuangan pribadi. Disini Robert mengatakan bahwa siklus aliran pendapatan seseorang itu bergerak naik, mencapai puncak nya, dan kemudian terus menurun. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun