Mohon tunggu...
Almizan Ulfa
Almizan Ulfa Mohon Tunggu... Pensiunan Peneliti Utama Kementerian Keuangan RI -

Just do it. kunjungi blog sharing and trusting bogorbersemangat.com, dan, http://sirc.web.id, email: alulfa@gmail.com, matarakyat869@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Money

Produksi Migas dan Menteri ESDM (Baru)

18 September 2016   18:24 Diperbarui: 22 September 2016   09:59 38
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: Index Mudi dan NK & RAPBN 2015/2016, diolah

Ketika Dr. Arcandra Tahar diangakat menjadi Menteri ESDM menggantikan Sudirman said, banyak yang berharap beliau ini menjadi Mr Super yang dapat menggerakan sektor enerji dan mineral kita. Sayang, ini tidak berjalan lama dan setelah yang bersangkutan diberhentikan dengan hormat, Presiden Jokowi menunjuk Menko Luhut Pandjaitan sebagai Pejabat Menteri ESDM Ad Interim (sekarang PLT).   

Pertanyaannya sekarang adalah akankah dapat didudukan orang yang betul-betul super untuk memimpin Kementerian ESDM? Terlepas apakah itu kembali dijabat oleh Dr. Arcandra Tahar atau WNI yang lainnya.  

Sebelum kesitu, kira-kira apa rujukannya orang super untuk Kementerian ESDM itu? Jika hanya sekedar menjamin pasokan BBM dan gas dalam negeri saja, terutama jika itu dilakukan dengan mengimpor, itu mungkin belum begitu hebat. Menteri-menteri ESDM terdahulu mulai dari Dr. Purnomo Yusgiantoro hingga ke Jero Wacik dan Sudirman Said sudah cukup baik melaksanakan itu. Jero Wacik yang hanya pengusaha Travel Biro yang sukses mampu koq melaksanakan itu. Demikian juga Sudirman Said, yang rasanya, tidak ada dan/atau tidak memiliki latar belakang enjinering yang super juga dapat melakukan itu.   

Jadi, apa dong kriteria Menteri EDM Super itu? 

Jika kita melihat ke grapik produksi minyak mentah yang tersaji diatas, mungkin kita dapat menarik kesimpulan bahwa Menteri-Menteri ESDM yang ada sejauh ini kurang lebih sama. Kurang lebih sama tidak mampu meningkatkan produksi minyak mentah kita.  

Produksi minyak kita terus melorot dari 1,6 jutaan bbl/hari di tahun 1980 menjadi 800 ribuan bbl/hari di tahun 2016. Sudah hilang separuhnya. Sealain itu, Dalam satu dekade terakhir Indonesia mengimpor sekitar 800 juta ton minyak setahun, secara rerata. Jika tidak ditemukan cadangan minyak yang mencukupi,  di tahun 2030 produksi minyak mentah akan kurang dari 500 ribuan bbl/hari dan impor kita akan melojak mendekati angka 1,5 juta ton per tahun. Mimpi Indonesia emas 2030 mungkin tetap menjadi mimpi doang.  

Dengan demikian, mungkin Menteri ESDM yang super itu adalah Menteri yang berhasil mendongkrak kenaikan produksi Migas kita utamanya minyak mentah sehingga mimpi Indonesia menjadi Top Ten negara terkaya di dunia tahun 2030 dapat menjadi kenyataan. Namun, kalaupun Mr Super itu ditemukan, bukti keberhasilannya baru akan terlihat beberapa tahun lagi, katakanlah tiga sampai 6 tahun lagi.  

Untuk itu, indikator yang dapat digunakan adalah pertumbuhan investasi di sektor hulu Migas, utamanya. yang ditujukan untuk kegiatan eksplorasi dan eksploitasi. Dalam hal Mr. Super ini dapat meningkatkan pertumbuhan investasi tersebut secara significant, kita tentunya dapat berharap bahwa produksi minyak Indonesia dapat meningkat kembali.   

Akankah ini menjadi menjadi kenyataan? Waktu saja yang akan menentukan.   

Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun