Mohon tunggu...
Almizan Ulfa
Almizan Ulfa Mohon Tunggu... Pensiunan Peneliti Utama Kementerian Keuangan RI -

Just do it. kunjungi blog sharing and trusting bogorbersemangat.com, dan, http://sirc.web.id, email: alulfa@gmail.com, matarakyat869@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Sosok Pilihan

Jokowi Diambang Kekalahan?

15 Februari 2019   09:58 Diperbarui: 15 Februari 2019   12:59 3811
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
diedit dari beberapa sumber: Dokpri

Janji kampanye 2014 Jokowi yang juga dilanggar adalah larangan menteri kabinet nya rangkap jabatan di Parpol. Korban pertama nya adalah Cak Imin yang tidak bersedia melepaskan jabatan Ketum PKB dan rela mengorbankan jabatan menteri kabinet Jokowi. Lacurnya, Mantan Menteri Sosial, Idrus Marham, yang sekarang terpaksa juga melepaskan jabatan menteri kabinet tersebut karena terjerat kasus korupsi PLTU Riau, tetap dizinkan memegang jabatan Sekjen Partai Golkar ketika itu dan Menteri Perindustrian Air Langga Hartarto tetap bisa melenggang sebagai Ketum Partai Golkar hingga saat ini. Aaapa kata Dunia Mas Joko?

Tidak Kuasa Memecat Menteri Berkinerja Buruk

Beberapa tahun yang lalu Jokowi pernah mengecam kinerja buruk Menteri LH dan Kehutanan Siti Nurbaya. Kemudian kecaman itu lenyap begitu saja. Baru-baru ini, rasanya, ada Kompasianer yang menagih janji Jokowi untuk memecat Menteri Pertanian Amran yang gagal melakukan swasembada pangan. Menurut Kompasianer kita itu Jokowi dalam kegiatan di UGM Yogyakarta pernah mengucapkan akan memecat Menteri Pertanian Amran Sulaiman jika Indonesia gagal berswasembada pangan. Ternyata, pemecatan itu juga tidak dilaksanakan walaupun nyata-nyata Indonesia terus saja impor pangan seperti beras dan bahkan singkong juga masih diimpor. 

Kenapa demikian? Jokowi powerless. Kasihan a right man at the Buto Cakil country. Partai pendukung nya lebih berkuasa, petugas partai harus tunduk pada kehendak pimpinan partai selain untuk tetap memelihara kekompakan koalisi sistem multi partai Indonesia yang sangat kacau ini.

Tidak Kuasa alias Letoy untuk Melakukan Penciutan Jumlah BUMN dan Anak Cucunya

Jokowi pernah berikrar untuk menciutkan jumlah BUMN dan anak cucunya. Ikrar ini rasanya diucapkan di tahun 2015 yang ketika itu jumlah BUMN dan anak cucu nya sekitar 1.000 entitas. Alih-alih berkurang jumlahnya terus bertambah. Lebih miris lagi, aliran kas dari BUMN ke Kas Negara ternyata...minus Rp154T dalam periode 2011-2016. Beberapa BUMN baru di Era Jokowi a.l. PT Inalum dan PT Freeport Indonesia. 

Dokpri
Dokpri
(lihat, misal nya, Ulfa 2017: Mengurai Benang-Benang Kusut BUMN, : Yogyakarta, Deepublish)

BERSEDIHNYA PENULIS

Penulis sendiri sangat bersedih atas kondisi Jokowi yang mengenaskan ini. Di sisi lain, penulis lagi mencari-cari tentang hal-hal positif yang mungkin ada di diri Capres Prabowo. Walhasil, hasil akhir dari Pemilu 2019 masih saja tidak dapat dipastikan hingga selesainya penghitungan suara tanggal 17 April nanti. Only God Knows. Biarlah sejarah Pilpres Indonesia yang menentukannya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosok Selengkapnya
Lihat Sosok Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun