Mohon tunggu...
Alfitriandes Miter
Alfitriandes Miter Mohon Tunggu... karyawan swasta -

Suka mencoba sesuatu yg kira-kira berguna. Selama ini hanya membaca, membaca dan ... membaca. Ngga tau juga apakah ini waktunya menulis, coba dulu aja. Siapa tau b.e.r.g.u.n.a.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

KRL AC Ciujung Dilempar Batu

8 Juni 2011   01:39 Diperbarui: 26 Juni 2015   04:45 186
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Selasa (7/6/2011) sore, seperti biasa pulang dari tempat beraktivitas seharian, saya pulang menggunakan jasa KRL AC Ekspres jurusan Tanah Abang – Serpong. Rangkaian Serpong Ekspres yang datang dari arah stasiun Jakarta Kota berangkat meninggalkan Tanah Abang sekitar pukul 18.00 WIB. Hal ini tergolong tepat waktu. Seperti biasa pula, kereta penuh dengan penumpang. Saya bersama Pak Supri, seorang teman kerja, termasuk di antara sekian banyak penumpang yang berdiri. Kereta berjalan lancar bahkan menurut saya terasa sedikit ngebut. Entah karena kami asyik ngobrol atau memang karena perjalanan yang lancar, tak terasa kami sudah sampai di stasiun tujuan, Rawa Buntu. Perjalanan berlangsung aman dan selamat, tanpa ada kejadian apa pun yang di luar biasanya. Sesaat kemudian saya sudah sampai di rumah, dan alhamdulillah masih tersisa waktu untuk menunaikan ibadah shalat maghrib. "Alhamdulillah ya Allah, telah Engkau selamatkan hamba-Mu hari ini hingga sampai di rumah tanpa kurang suatu apa dan kembali berkumpul dengan keluarga tercinta. Syukur alhamdulillah,” batin saya. Namun, betapa kaget dan terkejutnya saya, ketika membuka kotak surat elektronik dan mendapatkan e-mail dari maling list (milis) grup BSD Society yang bertajuk, “Hati-hati Naik KRL”. Spontan e-mail yang dikirim oleh TTM (TTM =sebutan bagi anggota milis) Indra Gunawan membuat saya penasaran dan langsung membuka pesan tersebut. (Mohon maaf pada rekan TTM Indra Gunawan atas penulisan nama tanpa mohon izin sebelumnya serta mengutip isi e-mail dari TTM Indra ke tulisan ini). Berikut adalah salinan e-mail dari TTM Indra: "TTM, tadi saya naik kereta Ciujung jam 19.15. Lepas dari (Stasiun) Sudimara, kereta nomor 3 dari depan dilempar orang tidak bertanggung jawab dan mengenai seseorang. Kebetulan saya gak liat korbannya (maklum semua pengin lihat jadi malah desak-desakan), tapi dengar-dengar sampai luka dan diobati waktu turun di Rawa Buntu. Jendela kereta sampai hancur berantakan. Mungkin sebaiknya berpikir 2-3 kali sebelum duduk ya. Kapan, ya, Tangerang Selatan punya transportasi umum yang aman." Informasi ini ditimpali oleh anggota milis yang lain, Nengah Dwijaya, yang mengonfirmasi kejadian tersebut. Nengah ternyata berada persis di depan kejadian tersebut. (Mohon maaf juga kepada Nengah Dwijaya atas penulisan nama tanpa mohon izin sebelumnya serta mengutip isi e-mail dari Nengah ke tulisan ini). Berikut adalah salinan e-mail dari Nengah: "Saya kebetulan duduk di seberang kaca yang dilempar. Kaca memang hancur (pecah seribu). Di barisan tempat duduk yang kacanya dilempar, penuh 7 penumpang yang duduk. Hanya 1 orang yang dahinya berdarah kena pecahan kaca, tapi sepertinya luka ringan, yang bersangkutan dibantu beberapa penumpang membersihkan darah yang menetes dari dahinya. Orang yang tepat duduk di dekat kaca yang dilempar justru tidak apa-apa, cuma dipenuhi serpihan kaca.  Salam, ngh." Menyimak kejadian ini, tentu hendaknya menjadi perhatian dan kewaspadaan setiap pihak, baik oleh PT KCJ (Kereta Commuter Jakarta) maupun bagi para penumpang. Di satu sisi barangkali memang agak sulit bagi pihak KCJ untuk melakukan sesuatu yang dapat mencegah terjadinya pelemparan serupa ini karena pelakunya ada di luar gerbong kereta dan kereta sedang melaju dengan kencang. Namun paling tidak, pemasangan teralis bisa mengurangi resiko jika suatu saat nanti terjadi lagi. Bagi penumpang, sepertinya juga tidak banyak yang dapat dilakukan sebagai tindakan preventif agar pelemparan jangan sampai terjadi. Yang paling mungkin dan dapat dilakukan oleh penumpang hanyalah menurunkan kerai jendela. Meski tidak dapat mencegah masuknya batu yang dilemparkan dari luar, namun kerai jendela ini cukup untuk menahan batu agar tidak tembus lebih jauh mengenai penumpang lain. Di luar itu semua, kita hanya dapat berdoa semoga tidak ada lagi tangan-tangan jahil yang berbuat iseng, tapi dapat membahayakan jiwa dan keselamatan orang lain. Meminjam pertanyaan TTM Indra, "Kapan ya Tangsel punya transportasi umum yang aman?" [am/foto:flickr] Keterangan Foto : Foto bukan diambil dari kejadian yang sebenarnya, ditampilkan hanya sebagai ilustrasi. Baca juga di Urban Serpong

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun