Mohon tunggu...
Zakir Al-Misbah
Zakir Al-Misbah Mohon Tunggu... -

Memulai dengan niat tulus berkarya untuk bangsa dengan dedikasi yang tinggi demi menemukan sebuah makna kehidupan yang akan membuat saya dan orang-orang sekitar saya bahagia sepanjang masa bahkan sampai di alam akhir nanti...

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Eksistensi Pendidikan Islam

2 Mei 2014   16:01 Diperbarui: 23 Juni 2015   22:57 2306
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Manusia diciptakan oleh Allah swt. untuk menjadi khalifah di bumi ini. Sebagai khalifah manusia memiliki beban untuk memakmurkan bumi ini. Untuk memakmurkannya manusia harus mampu tumbuh dan berkembang menjadi manusia paripurna yang memiliki potensi yang diperlukan. Dalam proses bertumbuh dan berkembang itulah manusia membutuhkan suatu proses yang bisa mengantarkannya mencapai tujuan tersebut. Proses itu adalah proses pendidikan.

Allah swt. sendiri menamakan diri-Nya dengan nama Rabb yang berarti memelihara, mengasuh dan mendidik dan bisa pula berarti menyampaikan sesuatu kepada keadaannya yang sempurna secara bertahap dan berangsur-angsur. Tuhan memposisikan diri-Nya sebagai Rabb bagi alam semesta secara global dan manusia termasuk salah satu “murid”-Nya. Dari kata Rabb itulah lahir istilah tarbiyah yang mencakup proses pendidikan di dalamnya. Mustafa al-Maraghy membagi kegiatan tarbiyah dengan dua macam. Pertama, tarbiyah khalqiyah, yaitu penciptaan, pembinaan dan pengembangan jasmani peserta didik agar dapat dijadikan sebagai sarana bagi pengembanan jiwanya. Kedua, tarbiyah diniyah tahzibiyah, yaitu pembinaan jiwa manusia dan kesempurnaannya melalui petunjuk ilahi. Dengan konsep seperti itulah, manusia dengan potensi yang dimilikinya mampu belajar di mana saja dan kapan saja melalui bimbingan-Nya. Peribahasa Minangkabau menyebutnya “Alam takambang jadi guru” (alam terkembangmenjadi guru). Hanya saja jika posisi Allah sebagai “pendidik” disingkronkan dengan posisi manusia sebagai “khalifah” yang berarti sebagai “wakil” Allah di bumi ini, maka untuk kesempurnaan ilmu manusia harus melalui bimbingan sesama manusia yang sudah memiliki kapasitas untuk itu. Dalam hal ini manusia yang sudah memiliki kapasitas ilmu yang memadai mewakili Allah untuk mendidik manusia lainnya agar nantinya dapat pula menjadi manusia yang paripurna. Manusia yang menjadi pembimbing inilah yang disebut mursyid atau ustadz atau guru.

Guru bertugas meletakkan dasar-dasar ilmu pengetahuan yang akan dikembangkan oleh manusia dari masa ke masa. Dalam sejarah pertumbuhan dan perkembangan manusia, pendidikan berkembang dari yang hal-hal yang paling sederhana (primitif). Tujuan-tujuannya pun amat terbatas pada hal-hal yang bersifat survival (pertahanan hidup terhadap ancaman alam sekitar). Misalnya keterampilan membuat alat-alat untuk mencari dan memproduksi bahan-bahan kebutuhan hidup. Seiring dengan perkembangan hidup manusia yang dapat membentuk masyarakat yang semakin berbudaya dengan tuntutan hidup yang makin tinggi, pendidikan ditujukan bukan hanya pada pembinaan keterampilan, melainkan kepada pengembangan kemampuan-kemampuan teoritis dan praktis berdasarkan konsep-konsep berpikir ilmiah.

1.Pengertian Pendidikan Islam

Pendidikan Islam sangat memperhatikan penataan individual dan sosial yang membawa penganutnya pada pengaplikasian Islam dan ajaran-ajarannya ke dalam tingkah laku sehari-hari. Karena itu, keberadaan sumber dan landasan pendidikan Islam harus sama dengan sumber Islam itu sendiri, yaitu Al-Qur’an dan As Sunah.

Pendidikan Islam menurut Ahmad D. Marimba adalah bimbingan jasmani maupun rohani berdasarkan hukum-hukum agama Islam menuju terbentuknya kepribadian utama menurut ukuran-ukuran Islam.Senada dengan pendapat tersebut, menurut Chabib Thoha pendidikan Islam adalah pendidikan yang falsafah dasar dan tujuan serta teori-teori yang dibangun untuk melaksanakan praktek pandidikan berdasarkan nilai-nilai dasar Islam yang terkandung dalam Al-Qur’an dan Hadits.

H.M. Arifin mengartikan pendidikan Islam sebagai usaha orang dewasa muslim yang bertakwa secara sadar mengarahkan dan membimbing pertumbuhan dan perkembangan fitrah (kemampuan dasar) peserta didik melalui ajaran Islam ke arah titik maksimal pertumbuhan dan perkembangannya. Achmadi mendefinisikan pendidikan Islam adalah segala usaha untuk memelihara dan mengembangkan fitrah manusia serta sumber daya insan yang berada pada subjek didik menuju terbentuknya manusia seutuhnya (insan kamil) sesuai dengan norma Islam atau dengan istilah lain yaitu terbentuknya kepribadian muslim.

Dari beberapa pengertian yang dikemukakan para ahlli tersebut, jelaslah bahwa pendidikan Islam mencakup aspek jasmani dan rohani. Kedua aspek itulah yang dibina pada diri manusia demi berkembangnya fitrah yang dimilikinya untuk mencapai taraf hidup insan kamil yang bahagia di dunia dan akhirat. Jadi, pendidikan Islam tidak terbatas pada bimbingan tata cara beribadah saja tetapi mencakup seluruh aspek kehidupan manusia dengan menggunakan pendekatan nilai-nilai ajaran Islam yang bertujuan untuk kebahagiaan manusia.

2.Eksistensi Pendidikan Islam

Pendidikan Islam telah diakui sebagai salah satu disiplin ilmu karena sudah memenuhi persyaratan ilmiah, khususnya ketentuan ilmu pengetahuan sosial. Secara umumpersyaratan ilmiah yang harus dipenuhi adalah sebagai berikut:

a.Memiliki objek pembahasan yang jelas dan bercorak khas kependidikan yang ditunjang dengan ilmu pengetahuan lain yang relevan

b.Mempunyai pandangan, teori, asumsi atau hipotesa-hipotesa yang bercorak kependidikan (paedagogis) bersumberkan ajaran Islam.

c.Memiliki metode penganalisaan yang sesuai dengan tuntutan dan corak keilmuan kependidikan yang bernafaskan Islam atas dasar pendekatan-pendekatan yang relevan dengan corak dan watak keilmuan tersebut.

d.Memiliki struktur keilmuan yang definitif mengandung suatu kebulatan dari bagian-bagian yang satu sama lain saling berkaitan sebagai suatu sistem keilmuan yang mandiri (tidak tergantung pada sistem keilmuan yang lain).

Berikut ini aspek-aspek konsepsional yang mencakup permasalahan kependidikan yang merupakan objek analisis dalam pengembangan teorisasi dalam ilmu Pendidikan Islam, yaitu:

a.Hakikat pendidikan Islam adalah proses membimbing dan mengarahkan pertumbuhan dan perkembangan peserta didik agar menjadi manusia dewasa sesuai tujuan pendidikan.

b.Asas pendidikan Islam adalah asas perkembangan dan pertumbuhan dalam perikehidupan yang berkesinambungan antara kehidupan duniawi dan ukhrawi, jasmani dan rohani atau materil dan mental spiritual.

c.Modal dasar pendidikan Islam adalah fitrah (potensi dasar) untuk berkembang yang terdapat pada diri masing-masing manusia sebagai karunia Tuhan.

d.Sasaran strategis pendidikan Islam adalah menanamkan dan mengembangkan nilai-nilai agama dan nilai-nilai ilmu pengetahuan secara mendalam dan meluas dalam pribadi peserta didik, sehingga terbentuk sikap beriman dan bertakwa.

e.Ruang lingkup pendidikan Islam mencakup kegiatan-kegiatan kependidikan yang dilakukan secara konsisten dan berkesinambungan dalam bidang kehidupan manusia yang meliputi keagamaan, keluarga, ekonomi, kemasyarakatan, politik, seni budaya dan ilmu pengetahuan.

f.Metode yang digunakan adalah metode yang didasarkan pada pendekatan-pendekatan keagamaan, kemanusiaan dan ilmu pengetahuan.

Jadi, jelaslah bahwa pendidikan Islam adalah pendidikan yang bersifat pertengahan antara pendidikan yang berorientasi duniawi semata yang menghalalkan segala cara atau metode demi tercapainya tujuan yang sifatnya materil dan pendidikan yang hanya berorientasi ukhrawi yang cenderung mengekang kebutuhan duniawi (jasmani, ekonomi, biologis). Contoh sederhananya adalah bahwa ajaran Islam memberi ruang bagi manusia untuk memiliki harta dengan cara yang baik tetapi setelah harta itu dimiliki maka manusia dituntut untuk bisa berbagi dengan sesamanya, bahkan pada batas kepemilikan harta yang sudah ditetapkan dari segi waktu dan jumlah (haul dan nisab), tuntutan untuk berbagi akan bersifat mutlak dilaksanakan (wajib). Dari nilai-nilai ajaran Islam itulah dijabarkan pendekatan-pendekatan dan metode-metode dalam pendidikan Islam yang arahnya sudah jelas yakni duniawi dan ukhrawi.

Bahan Bacaan:

Alquran dan Terjemahnya

Arifin, H.M., Prof., M.Ed., Ilmu Pendidikan Islam, Bumi Aksara, 2000.

Ramayulis, H. Prof. Dr., Ilmu Pendidikan Islam, Kalam Mulia, 2006.

Ahmad D. Marimba, Prof. Dr., Pengantar Filsafat Pendidikan, Al Ma’arif, 1989

Tim Dosen IAIN Sunan Ampel Malang, Dasar-dasar Kependidikan Islam, Karya Abditama, 1996.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun