Mohon tunggu...
Al Matin Maurand Harivani
Al Matin Maurand Harivani Mohon Tunggu... Penulis - MAHASISWA

MAHASISWA UNIVERSITAS AHMAD DAHLAN JURUSAN ILMU KOMUNIKASI

Selanjutnya

Tutup

Bola

Aktivitas Suporter Bola Piala Eropa di Tengah Pandemi

25 Juli 2021   16:09 Diperbarui: 25 Juli 2021   16:54 126
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bola. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Piala Eropa hampir menyerupai piala dunia, bedanya turnamen ini lebih khusus ke Benua Eropa. Diselenggarakan selama satu bulan penuh, telah dimulai dari 11 Juni hingga 11 juli nanti. Sekarang sudah memasuki perempat final.

Dalam penyelenggaraan Piala Eropa 2020 mengalami penundaan kompotisi domestic di sejumlah negara Eropa yang mengakibatkan berlangsung bulan juni 2021 pada saat ini. Padahal dalam sejarah olahraga Ike Devi Sulistyaningtyas, M.Si. dalam artikelnya berjudul Memahami  Menyoal Daya Magis Sepak Bola dari Ragam Perspektif yang dimuat di buku Sport, Komunikasi dan Audiens (2014) menyatakan bahwa percaturan dunia sepakbola selalu menjadi ruang yang dinantikan oleh kebanyakan orang. 

Segala bentuk implikasi terhadap kehadiran sepak bola sebagai sebuah entitas yang mewakilkan banyaknya kepentingan, harus diterima dan disikapi baik dalam sandi-sandi kehidupan. Hal ini menunjukkan betapa kuatnya sepak bola menggiring aras informasi tidak hanya pada perbincangan lisan baik secara langsung maupun melalui dunia maya, namun juga informasi yang menguasai media massa. Pendeknya ke manapun masyarakat mengarahkan mata dan telinganya, di situlah sepak bola dengan kuat memberikan terapanya.

Fajar Junaedi artikelnya berjudul Tentang Nama Fans Sepak Bola Maskulinitas dalam Penamaan Komunitas Fans Sepak Bola di Indonesia yang dimuat di buku Sport, Komunikasi dan Audiens (2014) mengatakan sepak bola mampu menyediakan arena yang bisa diartikulasikan sebagai kebanggaan nasional bagi sebuah negara-bangsa, bagi negara miskin yang perekonomiannya rendah dan sulit untuk maju, menjadi bentuk kebanggan karena bisa meningkatkan daya promosi terhadap suatu negara. 

Dalam setiap laga tim yang akan bertanding tentunya di hadirkan oleh suporter setia menemani kemanapun tim yang mereka dukung akan berlaga, jangan heran kalau supporter dianggap sebagai pemain ke 12 karena memiliki peran penting dalam permainan tim yang didukung.

Pada laga Swiss melawan Spanyol digelar di Stadion Petersburg, Russia, banyak suporter yang mewarnai suasana di dalam stadion untuk menyaksikan klub mereka dukung akan bertanding, di tengah dunia sedang dilanda pandemi Corona atau yang sering disebut (covid-19). 

Setelah laga pertandingan itu berakhir menyisakan luka bagi segelintir orang di sana karena angka kenaikan covid-19 menjadi 10% dalam sepekan di Eropa setelah dua bulan menurun dan risiko gelombang kasus baru meningkat, kata Organisasi Kesehatan Dunia (WHO). Alasan meningkatnya kasus tersebut dikarenakan kurangnya menjalani protokol yang sudah di anjurkan oleh tenaga medis, seperti menjaga jarak dan menggunakan masker saat berhadapan dengan orang baru. 

Hal tersebut mencatat tingkat kematian tertinggi, namun juru bicara pemerintah, Dmitry Peskov, menegaskan pihaknya tak berencana menerapkan lockdown atau karantina wilayah untuk menekan penyebaran virus. Presiden Vladimir Putin pada Rabu memberikan pengumuman kepada warga Rusia untuk segera melakukan vaksinasi, namun pada saat ini hanya sedikit saja yang mendapatkan suntikan tersebut. 

Badan sepak bola Eropa, UEFA, dituduh "tidak bertanggung jawab" oleh Menteri Dalam Negeri Jerman Horst Seehofer, yang memberikan statementnya bahwa saling memeluk antara suporter akan membantu menyebarkan virus. Sementara vaksinasi dipercepat untuk seluruh Uni Eropa dalam beberapa bulan terakhir, di mana setidaknya satu dari tiga orang telah mendapatkan dua dosis, akan tetapi hal itu tidak terjadi di Rusia. Hans Kluge mengatakan bahwa di semua wilayah Eropa yang dipantau WHO, termasuk Asia Tengah, hanya seperempat orang yang tercakup dan setengah dari orang lanjut usia dan setengah petugas kesehatan tetap tidak terlindungi.

Al Matin Maurand Harivani,  Mahasiswa Ilmu Komunikasi Universitas Ahmad Dahlan

Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun