Mohon tunggu...
Almast Zahra
Almast Zahra Mohon Tunggu... Mahasiswa - Masiswa SV IPB

Tugas-tugas

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pandemi Covid-19 yang Tak Kunjung Usai

31 Juli 2021   02:29 Diperbarui: 31 Juli 2021   02:57 147
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Virus Covid-19 ini telah menyerang lebih dari 180 juta orang dan menyebabkan empat juta kematian secara global setelah diumumkan oleh Badan kesehatan Dunia (WHO) sebagai pandemi. Di kutip oleh BBC Indonesia.com. Seluruh dunia terus berusaha menghilangkan pandemi ini, yang semakin hari terus saja meningkat. Sejak kemunculan virus covid-19 pada tahun 2020 sampai hari ini belum saja hilang. Dikutip dari BBC.Indonesia.com- Profesor Heymann adalah satu dari banyak ahli yang meyakini Covid-19 akan menjadi penyakit endemik, artinya virus akan terus menyebar di sejumlah tempat dan populasi dunia untuk bertahun-tahun ke depan.

Tingkat penularan virus yang sangat cepat membuat kasus virus corona ini terus meluas, setiap hari ada saja kabar duka dari indonesia. Menghapus pandemi ini bukan hal yang mudah. Sampai saat ini, ada empat varian besar, termasuk varian yang paling mudah menular yaitu varian Delta. Varian Delta ini yang  pertaman kali terdeteksi di India yang menjadi penyebab tingginya kasus di Eropa, Asia, dan Amerika.

Dalam upaya mencegah penyebaran virus Covid-19 ini, pemerintah terus melakukan penanganan dan menerapkan beberapa aturan. Pada awal pandemi pemerintah memberlakukan Pembatasan sosial berskala besar (PSBB). Wilayah yang harus melakukan PSBB adalah wilayah yang jumlah kasus dan kematian Covid-19 nya meningkat cukup tinggi. Protokol kesehatan diterapkan secara ketat semua orang meggunakan masker selalu jaga jarak dan wastafel ada di setiap tempat umum. Bagaimana kondisinya kini?

Melansir Kompas.com -- Wiku Adisasmanto juru bicara satuan tugas penanganan Covid-19 mengatakan, saat ini tengah terjadi gelombang kedua kasus Covid-19 Indonesia. Wiku mengatakan, kasus mingguan di Indonesia telah mencapai puncak. Bahkan kenaikan kasus nya lebih tinggi dari puncak kasus yang terjadi pada Januari 2021. "Hal ini menandakan gelombang kedua kenaikan kasus Covid-19 di Indonesia," ujar Wiku dalam keterangan persnya, Selasa (29/06/2021).

Padahal kata Wiku, Indonesia sempat mengalami penurunan kasus Covid-19 sejak puncak pertama, yaitu selama 15 minggu dengan total penurunan hingga 244 persen. "Kenaikan yang mulai terjadi setelah satu minggu libur lebaran menunjukan dampak yang ditimbulkan akibat libur panjang ternyata dapat terjadi sangat cepat. Awalnya kenaikan terlihat normal dan tidak terlalu signifikan. Namun, memasuki minggu keempat setelah libur kenaikan meningkat tajam dan berlangsung selama tiga minggu hingga mencapai puncak kedua di minggu terakhir,"jajar Wiku.

Melihat dari tingginya lonjakan kasus virus Covid-19 ini Presiden Joko Widodo resmi mengeluarkan kebijakan Pemberlakuan Pembatasan Kegiata Masyarakat (PPKM) Darurat di Jawa-Bali, untuk memperketat aktivas masyarakat. "Saya memutuskan untuk memberlakukan PPKM Darurat, sejak tanggal 03 Juli sampai dengan 20 Juli 2021 khusus di Jawa dan Bali," ujar Presiden RI Joko Widodo dalam pernyataannya yang disampaikan di Istana Merdeka, Jakarta, Kamis (01/07/2021). Di kutip oleh setkab.go.id. Karena kasus Virus Covid-19 yang belum juga mengalami penurunan. Akhirnya pemerintah memutuskan untuk melanjutkan pelaksanaan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat sampai 25 Juli. Dikutip oleh Kontan.co.id -- Jakarta 

Setelah mengkaji hasil dari penerapan PPKM di beberapa daerah. Kasus Covid -19 belum menunjukan penurunan. Sampai akhirnya pemerintah memutuskan bahwa PPKM Level 4 diperpanjang sampai dengan 2 Agustus. Aturan PPKM Level 4 adalah aturan PPKM darurat yang sudah tidak digunakan lagi.

Setelah melakukan beberapa kali perpanjangan PPKM apakah kasus penurunan virus Covid-19 di Indonesia ini menurun?. Evaluasi pada awal PPKM darurat yang di mulai pada tanggal 03 Juli sampai dengan 20 Juli yang diterapkan di Jawa dan Bali memiliki dampak positif dalam penurunan kasus Virus Covid-19. Di sampaikan oleh Juru bicara satuan tugas penanganan Covid-19 Wiku Adisasmanto, mengatakan PPKM Darurat sudah menunjukan hasil dengan menurunnya keterisian tempat tidur di rumah sakit yang ada di Jawa dan Bali. Ungkap nya dalam vers virtual  selasa (20/07/2021) sore. Namun, penurunan kasus itu belum sebanding dengan kenaikan kasus Covid-19.   

Maka dari itu pemerintah melanjutkan PPKM darurat menjadi PPKM level 4 sampai dengan 02 Agustus. Semua kebijakan dan upaya-upaya pencegahan yang dilakukan pemerintah bukan untuk membingunkan ataupun menyusahkan masyarakat, melainkan untuk meminimalisir laju kenaikan kasus Covid-19 di Indonesia. Semua kebijakan dan aturan yang di buat pemerintah akan percuma jika kita sebagai masyarakat tidak peduli dengan PPKM ini dan acuh terhadap protokol kesehatan. Mari kita patuhi dan ikuti semua kebijakan pemerintah agar kondisi pandemi ini terkendali dan kita semua bisa melakukan kegiatan seperti sebelum adanya pandemi. 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun