Mohon tunggu...
UMI KONAAH
UMI KONAAH Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa UIN Walisongo

halo

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Penerapan Hidup Bersih dan Sehat dalam Lingkungan Masyarakat

19 November 2020   15:33 Diperbarui: 19 November 2020   15:36 220
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Kontributor : Nur Laili Hidayati, Mahasiswa KKN RDR Kelompok 67 UIN Walisongo Semarang

Di tengah pandemi covid-19 yang semakin merebak di Indonesia, mengharuskan masyarakat Indonesia untuk terus menjalani hidup bersih dan sehat. Pada umumnya hidup bersih artinya hidup rapi, teratur, suci, dan terbebas dari kotoran. Sedangkan hidup sehat sendiri merupakan hasil dari pelaksanaan hidup bersih, artinya seseorang yang melaksanakan hidup bersih pasti memiliki tubuh yang sehat sedangkan tubuh yang sehat berasal dari hidup bersih. Keduanya memang saling berkesinambungan.

Namun, pada kenyataannya akibat adanya pandemi covid-19 ini menimbulkan banyak dampak pada lingkungan. Kebijakan dari Pemerintah yang memerintahkan masyarakat untuk melaksanakan segala kegiatan di rumah mengakibatkan menumpuknya sampah rumah tangga. Sampah rumah tangga tersebut terbagi menjadi dua, yaitu sampah organik dan sampah anorganik. Sampah organik adalah sampah yang dapat terurai, seperti sampah makanan, sayuran dan lain-lain. Sedangkan sampah anorganik adalah sampah yang sulit untuk diuraikan dan bahkan tidak dapat diurai, seperti plastik, karton, logam dan lain-lain. Sampah-sampah tersebut apabila tidak diolah maupun dikelola dengan baik akan menjadikan sarang kuman dan penyakit.

Oleh karena itu, di masa pandemi covid-19 ini, para keluarga harus pintar-pintar dalam memanfaatkan dan mengelola sampah dengan baik terutama sampah anorganik yang memang sulit dan bahkan tidak bisa diuraikan. Pemanfaatan dan pengelolaan sampah ini dapat dilakukan dengan 4R, yaitu

  • Reduce (peminimalisiran sampah), artinya meminimalkan penggunaan barang yang dapat menciptakan sampah. Contohnya dengan menggunakan botol minuman yang bisa dicuci.
  • Reuse (penggunaan kembali), artinya menggunakan kembali sampah yang masih dapat digunakan. Contohnya menggunakan botol minum sebagai  pot untuk menanam tanaman.
  • Replace (penggantian alternatif), artinya mengganti barang yang sekiranya tidak menciptakan sampah. Contohnya menggunakan sapu tangan sebagai pengganti tisu.
  • Recycle (pendaur ulangan sampah), artinya mendaur ulang sampah menjadi barang tepat guna. Contohnya membuat tas dari bungkus kopi.

Pemanfaatan dan pengelolaan sampah seperti di atas merupakan sebagian cara untuk menerapkan hidup bersih dan sehat dengan memanfaatkan sampah-sampah rumah tangga. Selain dengan sebagian cara di atas, penerapan hidup bersh dan sehat dapat dilaksanakan dengan beberapa cara, seperti:

  • Membersihkan lingkungan yang kotor
  • Menyediakan tempat sampah agar terbiasa untuk membuang sampah pada tempatnya
  • Menjaga pola makan dan memenuhi gizi dengan pola makan 4 sehat 5 sempurna
  • Rajin berolahraga, seperti merutinkan senam bersama setiap satu minggu sekali
  • Membuat taman atau penghijauan di lingkungan masyarakat dan lain-lain

Setelah membaca penjabaran di atas, kita ketahui bersama bahwa penerapan hidup bersih dan sehat dapat dilaksanakan dengan bermacam-macam cara. Oleh karena itu, sebagai penutup artikel kali ini penulis menghimbau agar masyarakat dapat terus menerapkan hidup bersih dan sehat agar tidak mudah terserang penyakit dan semoga pandemi covid-19 ini segera berlalu. 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun