Mohon tunggu...
Ali Shodikin
Ali Shodikin Mohon Tunggu... Wiraswasta - Belajar
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

#Belajartanpabatas

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Euforia Sepeda Sampai Kapan?

9 Agustus 2020   09:44 Diperbarui: 9 Agustus 2020   10:01 74
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Um Sardan dan Pak H. Dimyati Muarif yang lagi ngobrol tentang sepeda

Pagi tadi (Minggu, 9/8) saya coba jalan-jalan pagi bersama keluarga, berangkat dari rumah sekitar pukul 05.55 WIB kami berboncengan menggunakan sepeda motor. Nampak diperjalan kami jumpai warga yang sedang menikmati udara pagi juga di sepanjang jalan utama desa Grinting yang tembus ke desa tentangga, Pulogading.

Meski keramaian tidak seperti biasanya, tua, muda, dan anak-anak masih menjadikan jalan tersebut jadi tujuan yang menyenangkan menghabiskan waktu pagi bersama rombongan masing-masing.

Pagi ini saya pun tidak seperti biasanya mampir atau singgah di perbatasan desa antara Grinting dan Pulogading. Saya langsung menuju pelabuhan Pulolampes Desa Pulogading. Sesampainya di sana saya bersama keluarga santai-santai sejenak sambil menyaksikan perahu-perahu nelayan yang hendak menuju ke laut mencari ikan.

Saya datang agak siang jadi di area pelabuhan juga sudah ramai termasuk para rombongan goes dari berbagai desa sekitar.

Tak lama berselang kedatangan saya di area pelabuhan, datanglah dua pesepeda yang wajahnya rapat menggunakan masker dan kacamata, kemudian disusul 2 pesepeda lagi. Mereka orang-orang yang saya kenal makanya obrolan pun langsung terjadi dengan begitu lancarnya.

2 pesepeda pertama adalah um Sardan dan kawannya, orang dari Desa Karangsari yang punya toko elektronik dan kelontong di sebelah selatan Lapangan sepakbola Bulakamba. Pesepeda berikutnya adalah Bapak H. Dimyati Muarif, tokoh agama di Desa Kluwut.

Banyak obrolan terjadi, namun yang paling sengit adalah obrolan tentang euforia yang lagi mewabah di masyarakat baik muda, tua maupun anak-anak, apalagi kalau bukan sepeda. Mulai dari model-model sepeda, harga sepeda, aksesoris sepeda, bahkan perkiraan kapan euforia sepeda akan berakhir atau menemui titik jemunya.

Salah satu klub goes yang ada di wilayah Kecamatan Bulakamba. Foto by sodirun
Salah satu klub goes yang ada di wilayah Kecamatan Bulakamba. Foto by sodirun


"Wong Jawa kwe latah, ana pit ya pada melu-melu tuku pit (orang Jawa itu latah, ada sepeda ya pada ikut-ikutan beli sepeda)," kata um Sardan yang memang sudah lama menyukai olahraga bersepeda.

Um Sardan termasuk orang yang paham betul tentang sepeda, dari bentuk dan warna cat sepedanya saja ia bisa menebak harga dan tahun pembuatannya. Memang di tokonya sendiri ia menjual sepeda. Selain sepeda gunung yang lagi menjamur di masyarakat, sepeda-sepeda antik pun ia tahu spesifikasinya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun