Musim panen padi telah tiba, sawah-sawah sudah kelihatan kekuningan. Pemandangan musim panen di desaku beberapa tahun ini nampak sangat berbeda. Jika dulu saat musim panen banyak orang yang memadati areal persawahan, sekarang yang nampak mesin-mesin besar yang berjalan di persawahan yang sedang panen padi.
Lain dulu lain sekarang, jika dulu orang-orang banyak yang berebutan mencari padi yang sudah menguning untuk dibabat, sekarang pemilik sawah malah kesulitan mencari orang untuk membabat padi, kalau dalam bahasa jawanya Derep.
Sekarang peran tukang Derep diganti oleh mesin yang akrab dikenal Kombet. Awal kedatangan Kombet di desaku (Grinting, Kecamatan Bulakamba, Kabupaten Brebes) sempat mengalami banyak pertentangan dari warga yang tidak setuju.Â
Mereka khawatir jika ada mesin Kombet nanti malah tidak bisa mencari padi alias Derep. Apalagi cara kerja Kombet terbilang cepat. Tahun ini (2020) adalah tahun ketiga Kombet hadir di desaku. Kebanyakan mereka datang dari wilayah timur seperti Jepara, Demak, Semarang, dan Pekalongan.
Kombet atau dalam nama kerennya Combine harvester merupakan suatu alat yang praktis untuk digunakan dimana alat ini mempunyai tiga fungsi yakni memotong, merontokkan dan mengemaskan padi.
Fungsi umum operasional dasar dari Kombet atau combine harvester adalah memotong tanaman yang masih berdiri yang sudah siap panen, kemudian menyalurkan tanaman yang terpotong ke silinder.Â
Setelah padi terpotong dan masuk ke silinder selanjutnya mesin akan merontokkan gabah dari tangkai atau batang padi. Tugas mesin selanjutnya yaitu memisahkan gabah dari jerami, membersihkan gabah dengan cara membuang gabah kosong dan benda asing.
Prinsip kerja dari mesin Kombet yaitu memasukan potongan padi termasuk jeraminya ke bagian perontokan. Selanjutnya gabah hasil perontokan ditampung dalam tangki, dan jeraminya di tebarkan secara acak di atas permukaan tanah.