Mohon tunggu...
Devi Nur
Devi Nur Mohon Tunggu... Freelancer - Jangan bosan menulis, membaca dan mendengarkan.

Terima kasih sudah menulis.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Mama Tidak Marah?

27 September 2020   14:57 Diperbarui: 27 September 2020   15:10 152
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Aku mengangkat kepala, terkejut. Perlahan mengeluarkan kertas ulangan dari saku yang sudah kulipat menjadi lebih kecil. Perlahan dengan gemetar, kuserahkan pada Mama. Wajahku tersembunyi dalam, tidak ingin melihat wajah marah Mama.

"Mas?" panggil Mama perlahan dan wajahku masih tersembunyi, tidak berani kutunjukkan pada dunia yang setiap harinya semakin kejam.

"Mas, lihat Mama," lanjut Mama perlahan. Suara Mama memang lembut apalagi ketika memberi saran pada anaknya.

Baiklah, aku memberanikan diri menunjukkan wajah takutku pada Mama.

"Mas El pasti mengira Mama akan seperti Tante Irma?"

Aku mengangguk perlahan. Eh, tunggu, darimana Mama tahu?

"Mama tadi juga dengar Tante Irma marah sama Zico. Tapi, ini Mama, Mas. Bukan Tante Irma."

"Maafin Mas El, Ma."

"Buat apa minta maaf, Mas El enggak salah kok. Mas El sudah berusaha keras belajar siang malam, ngerjain soal-soal. Mama juga tahu kalo Mas El belajar sampai larut malam, tidur di meja belajar. Mama tahu semua perjuangan Mas El. Apa Mas El berpikir Mama nanti marah-marah gitu? Iya?"

Aku mengangguk perlahan.

"Mas El. Mas? Coba lihat Mama."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun