[caption caption="Mendapat IP 4, Septi, Desi, dan Imam diberi Buku Bacaan oleh salah seorang alumni LDK IMMPB 2015"][/caption]Senin (11/4/16) – Assalamualaikum, Sahabat Kompasianer. Semoga kita senantiasa diberi keberkahan dalam hidup dan kenikmatan yang tiada tara dari Allah SWT. Aamiin.
Berawal dari sebuah syair yang saya dapat ketika masih di pesantren dulu,
“Orang berilmu itu besar meskipun ia muda
Dan orang bodoh itu kecil meskipun ia tua
Belajarlah, karena tiada manusia terlahir dalam keadaan berilmu
Dan tiadalah orang berilmu itu disebut orang bodoh”
Belajar, satu kata yang menjadi rutinitas kaum intelektual, juga kaum cendikiawan. Mereka yang terus belajar dan belajar akan menemukan berjuta hikmah di balik semua peristiwa, terlebih jika ia menjadi tawadhu’ karena ilmunya, maka bisa dipastikan ketenangan dan kelapangan hidup akan ia dapatkan.
Saya kira sudah tidak asing lagi jika di dalam tulisan ini dibahas tentang kiat-kiat belajar yang efektif atau tips menghadapi ujian, karena menurut saya masing-masing orang punya gaya belajar tersendiri, entah itu belajar sambil mendengarkan musik, atau belajar sambil berolahraga, atau belajar sambil ngemil, atau bahkan belajar sambil berpura-pura tidur. Itu sudah menjadi Learning Style setiap individu yang percuma saja jika ia mencari tahu dari buku-buku atau artikel mengenai cara belajar, tetap saja ia akan menjadi pribadinya sendiri dengan cara belajarnya sendiri. Lain hal jika ia belum tahu bagaimana gaya belajarnya selama ini.
Sahabat Kompasianer yang berbahagia
Berbeda dari orang yang memang fokus hanya belajar di sekolah atau kampus, kali ini saya berkesempatan untuk bertemu dengan tiga orang aktivis dakwah kampus Ikatan Mahasiswa Muslim Politeknik Negeri Batam (IMMPB), (Septi, Desi, dan Imam), yang pada semester satu lalu mendapat Indeks Prestasi 4,0. Sekali lagi, saya akan share apa yang menjadi ciri khas mahasiswa aktivis kampus belajar.
Sebagai aktivis dakwah kampus, bagaimana antum bisa menjadi contoh baik dalam belajar? Dan alasannya?