Mohon tunggu...
Aljuni Hirossie
Aljuni Hirossie Mohon Tunggu... Freelancer - I Love Me

Apa yang saya suka, saya tulis

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Dorong UMKM Daerah Kuasai Pasar, JNE Siap Mendukung

2 November 2019   10:38 Diperbarui: 2 November 2019   10:46 67
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pada  Rabu, 30 Oktober 2019. JNE menggelar JNE Kopiwriting yang digelar di Cirebon, tepatnya di Olive Bistro dengan menggandeng Kompasiana dan juga Kompasianer yang berasal dari Cirebon dan juga Indramayu. Cirebon merupakan kota keenam atau terakhir dari rangkaian JNE Kopiwriting setelah sebelumnya sukses digelar di Bandung, Padang, Banjarmasin, Malang, dan juga Yogyakarta.

Seminar yang bertema Digitalisasi Dorong UMKM Lokal Tembus Pasar Internasional itu bertujuan untuk mengajak para pelaku usaha menengah agar usaha yang dijalaninya dapat menguasai pasar lokal hingga internasional. Dalam mewujudkan tujuan tersebut, JNE siap mendukung penuh para pelaku usaha UMKM di daerah Cirebon.

Cirebon memang dikenal dengan udang rebonnya, namun selain itu ternyata Cirebon juga menyimpan banyak potensi ekonomi untuk para pelaku usaha UMKM. Mulai dari Kuliner, Tekstil, hingga Kerajinan Tangannya yang saat ini mulai dikenal oleh masyarakat luas di Indonesia maupun di Mancanegara. Cirebon juga didukung dengan letak geografisnya yang berada di antara perbatasan Jawa Barat dan Jawa Tengah yang dimana hal tersebut mampu membuat pelaku usaha semakin diuntungkan. Apalagi adanya akses Tol Cipali serta Bandara Kertajati.

Ibu Murah Lestari, doc pribadi
Ibu Murah Lestari, doc pribadi

Acara JNE Kopiwriting di Cirebon dibuka  oleh Ibu Murah Lestari sebagai Regional Head Jawa Barat JNE, Ibu Murah Lestari menyampaikan bahwa pesatnya perkembangan ekonomi digital oleh para pelaku UMKM berdampak positif pada bidang logistik. Karena permindahan  barang  dari produsen ke konsumen membutuhkan logistik yang efisien sekaligus tepat waktu. JNE hadir dengan visi Connecting Happiness, bukan hanya dalam memberikan pelayanan prima kepada pelanggan, tapi juga berbagai program yang memberikan manfaat. Upaya pengembangan bisnis perusahaan dengan berfokus pada peningkatan kualitas dalam aspek teknologi dan infrastruktur dengan ditopang oleh pengembangan kemitraan strategis pun terus dilakukan seiring dengan kebutuhan pelanggan yang terus berkembang. 

ketiga narasumber, doc pribadi
ketiga narasumber, doc pribadi

Setelah acara sambutan selesai, dilanjutkan acara Talkshow dengan menghadirkan 3 narasumber yaitu Bapak Firman Ramadhan , selaku deputy manager & marketing JNE Cirebon, Bapak Saepudin Jupri, selaku Kabid Koperasi dan UMKM Kota Cirebon, dan Bapak Coky, selaku Marketing Manager BT Batik Trusmi.

Pada kesempatan pertama, Bapak Saepudin Jupri  selaku Kabid Koperasi dan UMKM Kota Cirebon menyampaikan bahwa perkembangan UMKM di Cirebon saat ini sangat pesat sekali, terhitung berdasarkan data bahwa jumlah UMKM di Kota Cirebon saat ini sebanyak 1352 UMKM. Angka tersebut tentunya akan semakin bertambah, melihat perkembangan digital saat ini yang sangat maju, dan pemasaran produk yang kini bisa sangat mudah karena adanya marketplace online yang kini banyak sekali menyediakan kemudahan bagi para penjual baik makanan, fashion, hingga make up untuk menjajahkan barang dagangannya.

Narasumber kedua adalah perwakilan dari BT Batik Trusmi yaitu Bapak Coky, selaku Marketing Manager BT Batik Trusmi. Batik Trusmi adalah produsen batik terkenal dan tersukses yang ada di Cirebon, kesuksesan nya tersebut menginspirasi kepada UMKM lainnya di daerah Cirebon untuk bisa lebih maju lagi untuk mengembangkan usaha nya tersebut. Bapak Coky Menyampaikan cerita sukses dari pendiri BT Batik Trusmi yaitu  ibu Sally Giovanny ketika memulai usaha nya dulu sehingga bisa sesukses ini.

Percaya atau tidak, BT Batik Trusmi itu berawal dari usaha kain kafan? Dengan bermodalkan uang Rp. 15 juta dari uang amplop pernikahan,  ibu Sally Giovanny memulai usahanya dengan menjual kain kafan. Setelah beberapa saat, usaha kain kafan  ibu Sally Giovanny  menurun omsetnya karena memang kebutuhan kain kafan itu jarang dicari dan hanya dibutuhkan saat-saat tertentu saja. Akhirnya sisa-sisa kain kafan yang belum laku terual itu disulap oleh  ibu Sally Giovanny menjadi sebuah batik dan mulai dipasarkan secara kecil-kecilan. Sejak saat itu, Batik Trusmi mulai terkenal tidak hanya di daerah Cirebon, bahkan sampai seluruh Indonesia bahkan Mancanegara.

Bapak Coky menjelaskan bahwa Batik Trusmi kini sudah membuka cabang di beberapa kota di Indonesia, diantaranya adalah Medan, Manado dan sekarang sedang dalam proses peresmian di Bali. BT Batik Trusmi juga sudah 3 kali mendapatkan rekor muri Indonesia, yaitu toko batik terluas, pemrakarsa cap batik terbesar, dan edukasi pembatikan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun