Mohon tunggu...
Al Johan
Al Johan Mohon Tunggu... Administrasi - Penyuka jalan-jalan

Terus belajar mencatat apa yang bisa dilihat, didengar, dipikirkan dan dirasakan. Phone/WA/Telegram : 081281830467 Email : aljohan@mail.com

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Sesiang di Bukittinggi

6 Juni 2018   17:01 Diperbarui: 7 Juni 2018   16:17 958
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Jembatan Limpapeh salah satu ikon kota Bukittinngi (Dokrpi)

Sampai di Basko, kami harus menunggu sampai penumpang penuh. Tepat pukul 8 penumpang baru penuh, kendaraan langsung berangkat.  

Perjalanan Padang Bukittinggi adalah perjalanan yang sangat menyenangkan. Jalanan mulus, pemandangan kanan kiri juga sangat indah. Ada rumah-rumah adat khas Minang, Pepohonan yang masih rimbun, sawah-sawah yang terhampar luas. Tepat pukul 11 kami sudah sampai di Bukittinggi, tepat di dekat Jam Gadang.

Bendi dan Jam Gadang dua hal yang tidak bisa dipisahkan (Dokpri)
Bendi dan Jam Gadang dua hal yang tidak bisa dipisahkan (Dokpri)
Kami langsung mendekat jam yang menjadi ikon kota Bukttinggi tersebut. Putar-putar sebentar, istri saya, seperti rata-rata kaum ibu, langsung melihat barang-barang khas Bukittinggi. Dia terlihat memilih beberapa kerudung buat oleh-oleh teman-temannya di Depok. Saya sendiri berkeliling untuk mengambil spot foto yang baik.

Ngarai Sianok, salah satu tujuan wisata Bukittinggi (Dokpri)
Ngarai Sianok, salah satu tujuan wisata Bukittinggi (Dokpri)
Kira-kira setengah jam kemudian, kami berpindah. Kali ini kami menuju Benteng Fort De Kock, kemudian menyebrang Jembatan Limpapeh untuk ke Kebon Binatang. Dari tempat tersebut kami melihat-lihat suasana kota Bukittinggi. Kota ini merupakan kota lama yang mempunyai sejarah cemerlang di masa lalu. Banyak tokoh-tokoh besar negeri ini yang dilahirkan di tempat ini. Dari sini kita bisa melihat keindahan kota Bukittinggi dari berbagai sudut.

Berpose sejenak di atas Jembatan Lampipeh (Dokpri)
Berpose sejenak di atas Jembatan Lampipeh (Dokpri)
Setelah berjalan kaki cukup jauh, akhirnya perut mulai terasa keroncongan. Dari referensi yang kami dapat, ada tempat makan di sekitar tempat tersebut yang sudah sangat terkenal yaitu warung makan Uni Lis, dengan menu yang sangat terkenal yaitu Tambusu. Istri saya memesan menu tersebut, saya sendiri memesan nasi dengan lauk dendeng. Lamak bana.

Sehabis makan kami melanjutkan perjalanan, kali ini tujuannya ke Ngarai Sianok. Tetapi sebelumnya kami ingin memberi beberapa oleh-oleh di Pasar Baweh, tentu saja harus melewati tangga turun yang legendaris itu, Janjang Ampek Puluah.  Istri saya membeli ikan bilih dan sanjai, saya sempat mencicipi Dadih, yogurt dari susu kerbau ala Minangkabau.

Dari Pasar Baweh, kami naik bendi dan kemudian berjalan kaki menuju Ngarai Sianok. Sampai disini istri saya sudah merasa capek dan tidak sanggup melanjutkan perjalanan lagi. Akhirnya kami memutuskan pulang kembali ke Padang, setelah sebelumya melakukan shalat dzuhur di masjid dekat Ngarai Sianok.

Pemandangan sepanjang perjalanan  Padang-Bukittinggi bisa dilihat pada channel Youtube di bawah ini yang diupload oleh akun Tabayang Juo pada 19 Maret 2018.


Meski hanya tiga jam, perjalanan sesiang di Bukittinggi pada hari itu cukup mengesankan. Niat kami minggu depannya kami akan kembali lagi untuk mengeksplor seluruh sudut kota ini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun