Mohon tunggu...
Aliya Rica
Aliya Rica Mohon Tunggu... Mahasiswa - Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Mahasiswa Ilmu Komunikasi

Selanjutnya

Tutup

Halo Lokal Pilihan

Kisah Tugimin: Pedagang Asongan yang Tak Mengenal Hari Libur

6 Desember 2022   13:50 Diperbarui: 6 Desember 2022   15:14 515
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Suasana siang hari pada perayaan Muktamar Muhammadiyah ke-48 di De Tjolomadu, Karanganyar, Jumat (18/10/22). [Aliya Rica Khasanah]. 

Karanganyar - Ditengah keramaian pengunjung dan penggembira Muktamar Muhammadiyah ke-48 yang berlokasi di Colomadu, terlihat dari kejauhan seorang pria paruh baya sedang memikul barang dagangan di pundaknya.

Pria paruh baya tersebut bernama Tugimin, yang tak henti-hentinya berkeliling menjajakan dagangan kepada para pengunjung Muktamar. Tugimin merupakan seorang pedagang asongan asal Sragen yang sering menjajakan dagangannya berupa jajanan tahu dan arem-arem.

Tidak hanya berjualan pada saat acara Muktamar, Tugimin juga selalu berdagang di tempat-tempat yang ramai dan banyak pengunjungnya. Akan tetapi, Tugimin menjelaskan bahwa ia seringkali berdagang di Kabupaten Wonogiri.

"Kalo ada tempat-tempat yang ramai saya pasti kunjungi ya jualan disitu aya pada saat Muktamar ini. Tapi untuk hari-hari biasa saya berdagang di Wonogiri," Jelas Tugimin.

Berprofesi sebagai pedagang asongan tentu pekerjaan yang juga tidak bisa dianggap mudah bagi setiap orang, antara keterpaksaan atau tidak ada pilihan lain sebagai sumber penghasilan.

Bagi Tugimin profesi ini merupakan satu-satunya pilihan yang bisa ia lakukan hingga sekarang ini, diusianya yang tidak lagi muda yakni 54 tahun. Bahkan, ketika ditanya semenjak kapan telah menjadi pedagang asongan Tugimin menjawab bahwa ia telah melakukan sejak usianya belasan dan sudah dijalani berpuluh-puluh tahun.

"Sudah cukup lama, saya dari muda sudah jualan keliling sekitar saya berusia belasan tahun. Ya, hampir 40 tahunan saya berjualan ini," Ujar Tugimin.

Semua ini, Tugimin lakukan karena ia merupakan tulang punggung keluarga yang harus bertanggung jawab untuk menafkahi keluarganya dan membiayai anak-anaknya yang masih bersekolah. "Saya berdagang ini demi keluarga, untuk makan dan membiayai anak saya sekolah," ucap Tugimin.

 Tugimin juga menambahkan bahwa ia memiliki empat anak, dua di antaranya telah menikah dan saat ini ia tinggal bersama istri dan dua anaknya yang masih bersekolah di Sumberlawang, Sragen.

Selama puluhan tahun menjadi Pedagang Asongan, penghasilan yang Tugimin peroleh lebih dari cukup untuk kebutuhannya. Bahkan, dalam sehari Tugimin biasanya dapat membawa dan menjual habis sebanyak 200-300 bungkus dagangan yang ia dapatkan dari pemasok yang merupakan seorang juragan. Tugimin juga mengatakaan keuntungan yang ia dapatkan dari berdagang ini bisa mencapi 200 ribu rupiah per harinya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Halo Lokal Selengkapnya
Lihat Halo Lokal Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun