Mohon tunggu...
Aliva Rosdiana
Aliva Rosdiana Mohon Tunggu... Penulis - edupreneur

Sebagai seorang edupreneur, saya harus mengasah diri dengan meningkatkan kualitas diri agar menjadi seorang yang memberikan manfaat dalam dunia pendidikan dan kewirausahaan.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Risiko Maraknya Cyberbullying di Masa Pandemi Covid-19

8 Agustus 2021   08:07 Diperbarui: 8 Agustus 2021   10:17 818
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
cyberbullying terjadi di grup berita di facebook/Dokpri

cyberbullying terjadi di grup berita di facebook/Dokpri
cyberbullying terjadi di grup berita di facebook/Dokpri

Disamping itu seiring dengan perkembangan informasi dan teknologi yang seharusnya memudahkan penggunanya dalam berinteraksi dan berkomunikasi, justru tidak dialami bagi sebagian orang. Alih-alih menyalahkan teknologinya, justru tindakan PPKM (Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat) disalahkan.

Dokpri
Dokpri

Krisis Komunikasi digital bisa kita terima jika itu disampaikan masyarakat. Namun, bisa tidak diterima dengan logika jika krisis terjadi di lingkup akademisi tanpa mencari kebenarannya. 

Hal ini sebenarnya terjadi karena ada satu orang pemantik masalah memiliki masalah secara personal terhadap penulis berita. Sebagai jurnalistik, penulis tentu memegang kode etik mengenai kebenaran yang ditulisnya tanpa melebihkan dan mengurangi.

Anggapan bahwa menulis itu semudah yang dibicarakan sebenarnya kurang tepat. Menulis itu bukan hanya membuat coretan tanpa makna di atas kertas. 

Menulis itu keterampilan berbahasa, menyusun kata-kata, serta kemampuan bernalar, mengingat, dan mencermati keadaan dengan konsentrasi penuh untuk mendapatkan hasil yang maksimal. Menulis itu membutuhkan rasa agar hasil tulisan yang dikemas menarik pembaca. 

Tidak hanya sekadar publikasi berita lalu beres. Redaktur pun harus memilah apakah suatu berita layak untuk dipublikasi atau tidak.

Anggapan bahwa menulis itu semudah berbicara adalah kurang tepat/Dokpri
Anggapan bahwa menulis itu semudah berbicara adalah kurang tepat/Dokpri
Berbicara itu mudah. Setiap kali semua orang bangun pagi hingga tidur di malam hari, mereka berbicara dengan orang di sekitarnya. Tentu saja menulis di media sosial seperti Whatsapp, Facebook, Telegram, Line, twitter, dan media sosial lainnya mewakili bahasa verbal. Paling mengena jika bullying dilakukan melalui media sosial (baca: di sini). 

Si pemantik masalah di media sosial tentu saja mengalami degradasi moral berusaha merundung seseorang dalam satu grup media sosial. Namun jika pembaca jeli, seharusnya mencari kebenaran. Bukan justru mengikuti jejak seseorang yang tanpa diketahui jejak kebenarannya.

Dokpri/Seandainya penanya lebih sopan menanyakan dengan tidak berkesan menyindir tentu akan lebih bisa diterima dan menyenangkan hati
Dokpri/Seandainya penanya lebih sopan menanyakan dengan tidak berkesan menyindir tentu akan lebih bisa diterima dan menyenangkan hati

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun