Mohon tunggu...
Aliva Rosdiana
Aliva Rosdiana Mohon Tunggu... Penulis - edupreneur

Sebagai seorang edupreneur, saya harus mengasah diri dengan meningkatkan kualitas diri agar menjadi seorang yang memberikan manfaat dalam dunia pendidikan dan kewirausahaan.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Program Sekolah Binaan di SMA NU Kedung Jepara

26 April 2019   16:16 Diperbarui: 26 April 2019   17:46 32
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pada tanggal 15-16 April 2019, Prodi Pendidikan Bahasa Inggris (PBI), Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruab (FTIK),Universitas Islam Nahdlatul Ulama (UNISNU) Jepara melaksanakan Program Sekolah Binaan rutin setiap tahun. Ini merupakan program kali ke-4 dengan bermitrakan sekolah SMA NU Kedung Jepara. Tema yang diusung adalah "Revitalisasi Penilaian Autentik Bermuatan Higher Order Thinking Skills (HOTS) Menuju Generasi Berkualitas" dengan melibatkan dua narasumber pada hari yang berbeda.

Hari pertama disampaikan oleh narasumber bapak Muhtadi dari Widyaiswara. Beliau menyampaikan "Teori Authentic Assessment, blue print bermuatan HOTS)." Hari ke-dua disampaikan oleh bapak Husni Mubarok, M.Pd. dengan tema Penyampaian hasil diskusi pembuatan penilaian autentik bermuatan HOTS."

Penerapan pembelajaran dengan cara berpikir tingkat tinggi (Higher Order Thinking) kepada siswa-siswi di sekolah saat ini pada era revolusi industri 4.0 menjadi suatu keharusan agar siswa mampu berpikir kritis, terampil berkomunikasi dengan baik, berkolaborasi, berpikir kreatif dan percaya diri. Di hari pertama, narasumber, bapak Muhtadi,dalam program Sekolah Binaan ini mengarahkan kepada bapak ibu guru di sekolah SMA NU Kedung Jepara mengenai bagaimana membuat instrumen soal yang baik dengan menerapkan konsep Taksonomi Bloom.

Penerapan konsep Taksonomi Bloom bertujuan untuk mendorong siswa melakukan penalaran tingkat tinggi dengan tidak hanya menghasilkan proses menghafalkan saja (C1), serta tidak sekadar menerapkan (C2 dan C3) saja, tetapi memberikan pembelajaran berpikir kritis dengan learning by example (C4, C5, dan C6) yaitu menganalisis, mengevaluasi, dan menciptakan.

Setelah para guru memahami paparan dari narasumber yaitu bapak Muhtadi, pada hari ke-2, para peserta yang berisikan dewan guru mulai mempraktekkan HOTS dengan membuat instrumen soal HOTS untuk mengukur para siswa cara berpikir tingkat tinggi. Para peserta kegiatan dibagi dalam beberapa kelompok sesuai dengan bidang pembelajaran yang diampu dengan masing-masing kelompok terdiri atas 4-5 orang.

Para peserta diharapkan untuk mebuat soal secara individu dan kemudian didiskusikan dengan masing-masing kelompoknya secara peer review. Para Kegiatan ini dipandu oleh narasumber ke-2 yaitu bapak Husni Mubarok, M.Pd dan dibantu para dosen secara berkeliling. Beliau akan mengarahkan peserta cara membuat instrumen soal HOTS yang baik sehingga para peserta memahami dan pada akhirnya dapat diterapkan pada peserta didik dalam pembelajaran di kelas.

"Tahun ini topik yang diusung dalam program Sekolah Binaan dianggap sangat sesuai mengingat bahwa guru harus memiliki skill baik autentik maupun pedagogiknya, apalagi di era ini kita sudah memasuki revolusi industri 4.0. Hal ini artinya bagaimana sekolah dan guru-guru mempersiapkan anak didik menghadapi tantangan dan kompetisi di era global ini," terang Husni Mubarok, M.Pd. selaku Ketua Program Studi Pendidikan Bahasa Inggris sekaligus panitia Program Sekolah Binaan. Beliau menyampaikan terimakasih kepada kepala sekolah SMA NU Kedung Jepara atas kesediannya menjadi mitra kerjasama dalam Program Sekolah Binaan tahun 2019.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun