Mohon tunggu...
Aliva Rosdiana
Aliva Rosdiana Mohon Tunggu... Penulis - edupreneur

Sebagai seorang edupreneur, saya harus mengasah diri dengan meningkatkan kualitas diri agar menjadi seorang yang memberikan manfaat dalam dunia pendidikan dan kewirausahaan.

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Skenario Tuhan

25 April 2019   09:11 Diperbarui: 26 April 2019   08:42 73
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Pernahkah merasakan mengalami hari sial pada satu hari secara bersamaan? Percayakah Anda bahwa itu adalah takdir dimana Allah SWT sudah menggariskan hambanya di suatu masa akan mengalami kesialan?  Lalu, apa sebenarnya yang dikehendaki Sang Maha Kuasa menguji hambaNya dengan tidak memberinya kelancaran dalam beraktivitas? Hal itu sudah termaktub dalam QS.  Ali Imran ayat 186 bahwa Allah SWT menguji hambaNya atas hartanya dan dirinya.  Dan demikian lebih diutamakan bersabar dan bertakwa dengan tidak mementingkan dunia. Seperti hari ini sudah dua kali ini saya kehilangan kunci motor. Ditambah lagi menyebabkan seseorang marah dan sakit hati plus salah bicara. Dan saya menganggap hari ini hari paling sial mungkin yang saya alami. Rasanya ingin lari jauh meninggalkan semuanya. Entah hikmah apa yang akan diberikan Allah SWT. Janji Allah bahwa ada hikmah di setiap kejadian atau musibah. Dan ada kejadian dibalik berkah. Menurut Hadist dari HR Tirmidzi bahwa Allah SWT menguji hambanya sesuai dengan kondisi agamanya. Jika agamanya kuat, maka ujiannya akan kuat pula. Jika agamanya lemah maka Allah mengujinya sesuai dengan agamanya. 

Balada kunci motor hilang itu sebenarnya suatu pertanda dengan munculnya masalah lain. Hikmahnya jika sedih janganlah berlebihan, dan jika senang janganlah berlebihan. Ujian harta juga bisa saja terjadi karena kurangnya seseorang itu bersedekah. Sehingga Allah SWT mengurangi sebagian hartanya. Hal ini sudah termaktub dalam QS. Ali Imran ayat 92 yang menganjurkan umatNya untuk bersedekah. Janji Allah pada ayat ini bahwa kita tidak akan mencapai kebajikan yang hakiki sebelum mendermakan sebagian apa yang kita sayangi, yaitu harta kita. Berderma sebenarnya adalah suatu kebiasaan. 

Jika tangan ini terbiasa berada di atas maka akan mudah saja memberikan apa yang kita miliki. Hadist Rasulullah pada HR. Tirmidzi menyatakan bahwa tersingkirlah duri, batu, dan tulang atas sedekah bagimu. Maka Allah pun memuliakan seseorang yang bersedekah. Mengenai sedekah, mungkin saya kurang bersedekah sehingga berakibat pada hilangnya kedua kunci saya. Setelah itu saya sadar bahwa hal ini bukanlah sesuatu yang besar. 

Semoga ini hanyalah ujian duniawi yang diberikan Allah SWT agar saya tidak lupa. Ujian hari ini cukup mengubrak-abrik suasana hati karena tidak hanya soal kehilangan saja, melainkan adanya suatu kondisi dimana pada hari ini saya terlalu berlebihan (ghuluw) dalam menyikapi suatu hal. Padahal Allah SWT berfirman bahwa sikap ghuluw (berlebihan atau melampaui batas) tidak dibenarkan dan menyesatkan. Tentu saja penyesalan datangnya terlambat dan nasi sudah menjadi bubur. Hanya doa penyesalan dan taubat untuk tidak bersikap ghuluw atau berlebihan. Uhian ini merupakan pelajaran yang kelak menjadi pengalaman untuk diri sendiri maupun untuk disampaikan kepada orang lain. 

Skenario Tuhan tidak pernah salah dalam menguji hambaNya. Bukan alasan untuk sedih berkepanjangan atau menyerah sampai melupakan ibadah dan bekerja. Tuhan adalah penulis skenario kehidupan. Sama halnya dengan penulis atau sutradara yang menulis skenario jalannya cerita. The show must go on. Tetaplah bermimpi setinggi langit dan berjalan ke depan. Spion hanyalah pengalaman yang kita tidak perlu untuk sering menengok ke belakang. 

Pelajaran dari sebuah pengalaman yang diskenariokan Allah SWT tidak pernah ada di bangku sekolah karena inilah wujud pelajaran kehidupan yang sesungguhnya. Kita sebagai manusia hanya berusaha menjadi umat yang selalu baik di mata Allah dengan sikap kita dengan orangtua dan masyarakat. Saya teringat dawuh seorang ulama bernama KH. Sahal Mahfudz (alm) bahwa menjadi baik itu mudah, dengan diam saja kita sudah dianggap baik, akan tetapi yang sulit adalah menjadi orang yang bermanfaat karena menjadi bermanfaat bagi banyak orang itu butuh perjuangan. Dan perjuangan itu tentu banyak batu sandungnya. Semoga saya bisa menjadi orang yang bermanfaat bagi banyak orang dan tidak ghuluw. Aamiin 3x Ya Robbal Alamin.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun