Mohon tunggu...
Ali Husin
Ali Husin Mohon Tunggu... Mahasiswa - hobi mengikuti berita olahraga

sepakbola adalah drama terbaik

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Langkah Krusial untuk Membangkitkan MU Lagi

17 Agustus 2022   00:44 Diperbarui: 17 Agustus 2022   00:52 211
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
MU dihajar brentford 4-0. | img scr: cnnindonesia.com

Absennya MU di perburuan gelar juara beberapa musim belakangan membuat saya secara pribadi seperti ada "bumbu" yang kurang di liga inggris. 

Dengan fanbase yang cukup besar, dengan sejarah yang sangat hebat, rasanya jika MU tidak  terlibat dalam persaingan liga suasananya tidak 100% liga inggris. Terlebih lagi MU merupakan peraih trofi liga inggris terbanyak, bagaiman mungkin suasana liga terasa sama sedangkan "penguasa" sedang hilang.

Sudah 5 tahun sejak MU terakhir kali meraih trofi major, kala itu MU masih dilatih oleh jose mourinho. Namun sayangnya hubungan mourinho dan MU harus diakhiri oleh konflik yang berujung pemecatan mourinho. 

Alasan pemecatannya bermacam-macam, mulai dari fans yang tidak menyukai strategi parkir bus ala mourinho, hubungan yang tidak harmonis dengan beberapa pemain, awalan yang buruk bagi MU di musim 2018/2019, serta pembelian pemain yang dianggap kurang efektif. Apa yang menarik disini adalah fakta bahwa sejak pemecatan mourinho, tidak sekalipun MU berhasil meraih trofi major lagi

Fakta ini membuat saya penasaran jangan-jangan permasalahan yang menjadi penyebab dipecat Mou belum terselesaikan sampai hari ini. Sepertinya gonta-ganti pelatih bukanlah jawabannya. Akar masalah yang paling mendasar menurutku adalah kegagalan pemain MU untuk bersinar. 

Tidak tau apa alasannya, namun rasanya cukup sulit melihat pemain MU untuk mengeluarkan kemampuan terbaiknya. Setiap pemain yang dibeli MU selalu tampil lebih buruk. 

Sebut saja sancho, van de beek, maguire, wan bissaka, bahkan ronaldo sekalipun seakan meredup disana. Ini seharusnya hal yang harus diperhatikan manajemen klub ketimbanng membeli pemain-pemain mahal atau bintang, toh buat apa beli pemain mahal-mahal kalau ujung-ujungnya angin-anginan.

Apa yang MU harus lakukan untuk itu? bagaimana cara MU agar setiap pemain bisa mengeluarkan kemampuan terbaiknya? menurutku dalam hal ini mereka bisa belajar kepada Arsenal. Arsenal memiliki keberanian untuk menendang pemain yang tidak masuk dalam rencana pelatihnya. 

Ozil sudah seperti menjadi legenda hidup bagi arsenal, namun akhirnya dibuang karna tidak masuk rencana arteta. begitu pula yang dialami aubameyang, di beberapa musim yang buruk bagi arsenal auba tetap konsisten bermain dengan baik bahkan menjadi top skor, namun ketika mulai bangkit ternyata auba tidak terlalu sesuai dengan taktik arteta, auba pun dibuang oleh arsenal meski selalu tampil tajam beberapa musim sebelumnya. Cara yang cukup kejam, namun gengsi klub harus didahulukan daripada nama besar pemain bintang.

Memang tidak sesederhana itu untuk kembali ke performa terbaik, namun setidaknya dengan bersikap tegas ke pemain yang kurang sesuai dengan pelatih akan membuat pemain lain lebih termotivasi sehingga akan selalu berusaha menampilkan permainan terbaiknya. 

Hal senada juga sebenarnya disampaikan mourinho beberapa musim lalu, ketika mengatakan pogba adalah virus, sebenarnya ini adalah kode kepada manajemen klub agar memiliki keberanian menjual virus-virus tersebut. satu atau dua pemain "bintang" yang tidak sesuai dengan taktik pelatih justru menjadi bumerang bagi sang pelatih dan virus bagi teman di timnya. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun