Mohon tunggu...
Nur Alisa
Nur Alisa Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Mahasiswa Pendidikan Sosiologi UNJ

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Relevansi Pembelajaran Pendidikan Agama Islam di Tengah Situasi Pandemi Covid-19

17 Juni 2021   13:23 Diperbarui: 17 Juni 2021   13:26 1108
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Nur Alisa & Renita Sukma Melati, Mahasiswa Pendidikan Sosiologi UNJ.

Sejak bulan Maret 2020, Indonesia telah digegerkan dengan masuknya sebuah virus yang berasal dari China yakni virus corona atau dengan istilah COVID-19. Virus ini mengakibatkan wabah yang berkepanjangan bagi seluruh dunia, tak terkecuali negara Indonesia. Indonesia terkena dampak krisis dalam kehidupan bermasyarakatnya, termasuk dalam aspek pendidikan. Pemerintah Indonesia membuat kebijakan secara tiba-tiba yang belum pernah dilakukan sebelumnya. Hal ini terjadi karena mempertimbangkan agar masyarakat Indonesia terhindar dari virus COVID-19 ini. Pemerintah memutuskan dengan menutup berbagai lembaga pendidikan agar mengurangi kontak orang-orang secara langsung guna meminimalisir penyebaran virus tersebut. Para siswa terpaksa untuk Learning From Home (Belajar dari rumah). Dalam hal ini, para siswa dan guru pun dituntut untuk melakukan pembelajaran melalui daring di rumah masing-masing. Contohnya, guru dan siswa melakukan kegiatan pembelajaran melalui aplikasi media online, Contohnya seperti Whatsapp Group, Zoom Cloud Meetings, Google Classroom, Google Meet, maupun aplikasi online lainnya. Baik sekolah, guru, maupun siswa dituntut untuk lebih kreatif dan inovatif dalam adaptasi pembelajaran ini, karena kita harus menggunakan teknologi agar bisa menjalankan proses pembelajaran.

Tak terkecuali dalam pelaksanaan pembelajaran Pendidikan Agama Islam, dalam pembelajaran mata pelajaran Pendidikan Agama Islam sangat berpengaruh bagi kehidupan di masa pandemi seperti sekarang. Pendidikan Agama Islam dapat dimaknai sebagai usaha peserta didik agar tetap termotivasi untuk melakukan pembelajaran daring. Pelaksanaan pembelajaran daring seperti ini memanglah tidak mudah. Para guru perlu menyiapkan pola-pola pembelajaran yang menarik agar para peserta didik tidak merasa jenuh dan bosan dalam pembelajaran daring ini. Apalagi kondisi darurat wabah ini mengharuskan kita untuk melakukan pembatasan sosial (social distancing) dengan harus berdiam diri di rumah saja. Sehingga para guru perlu melakukan metode dan inovasi yang bervariasi guna melakukan pembelajaran yang menarik.

Pendidikan Agama Islam juga dapat mempengaruhi kondisi psikologis para siswanya. Jika dilihat dalam situasi pandemi seperti ini, para peserta didik memiliki kondisi mental yang terkadang kurang stabil karena banyak mengeluh dengan pembelajaran dari situasi pandemi seperti ini. Hal tersebut disebabkan karena kejenuhan dan rasa bosan yang mengharuskan mereka untuk tetap di rumah tanpa interaksi langsung atau pembelajaran tatap muka. Pada hal ini, Pendidikan Agama Islam (PAI) perlu berorientasi pada peningkatan kualitas keimanan dan ketakwaan kepada Allah SWT sebagai inti pengembangan pendidikan di sekolah. Hal ini sesuai dengan pandangan al-Ghazali bahwa arah pendidikan Islam adalah adalah memperkuat kondisi batin yang baik dan mendekatkan diri kepada Tuhan (taqarrub ila Allah) melalui perbaikan penguasaan ilmu yang dipadukan dengan pengalaman ilmu.  

Selanjutnya, di tengah pandemi COVID-19 ini, perlu pemberian bantuan kepada saudara-saudara kita yang kesulitan karena terkena dampak dari pandemi ini, contohnya bisa berupa makanan, pakaian, dan ruang isolasi, hal tersebut merupakan perwujudan dari kebersihan psikis manusia. Jika seseorang memiliki psikis yang bersih, maka akan jiwa dan pikirannya akan tergerak untuk melakukan kegiatan-kegiatan positif lainnya sebagai wujud dari kesehatan mental dan kesalehan yang dimiliki sesuai dengan yang diamanatkan oleh tujuan Pendidikan Agama Islam (PAI). Seperti yang dijelaskan dalam Ayat al-Qur'n tentang kesehatan mental yang diterapkan dalam kesabaran dalam menghadapi cobaan, Allah Q.S. al-Baqarah (2): 155

"Dan Kami pasti akan menguji kamu dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa, dan buah-buahan. Dan sampaikanlah kabar gembira kepada orang-orang yang sabar"

Makna yang terkandung dalam ayat di atas yaitu menyatakan bahwa Allah akan selalu menguji manusia di dunia. Ujiannya beragam terasa dalam bentuk kesulitan, kesempitan, dan keberatan sebagaimana ayat tersebut. Semua ujian yang diberikan Allah kepada manusia seperti ayat di atas yakni ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa, dan buah-buahan. Semua yang diujikan tersebut dapat membuat manusia merasa dalam keadaan sulit sehingga mudah putus asa dalam hidupnya. Sama seperti halnya dalam situasi pandemi COVID-19 ini, Allah menguji kesabaran seluruh umat manusia dalam segala kesulitan. Ayat ini mengajarkan kita untuk selalu tetap sabar dengan mengendalikan kondisi mental dan psikologis dalam menghadapi ujian. Oleh karena itu, kita harus senantiasa beribadah dan mengingat kepada Allah SWT agar selalu dilapangkan hatinya dalam segala ujian di tengah pandemi COVID-19.

Pendidikan Agama Islam (PAI) juga memiliki peran penting dalam menghadapi ujian yang dialami oleh setiap manusia. Ujian yang diberikan diharapkan dapat menambah keimanan kita kepada Allah. Allah mengharapkan untuk umatnya agar tetap sabar dan menjalankan ibadah seperti shalat wajib, shalat sunnah, maupun doa dan amalan-amalan lainnya. Biasanya sabar sering diartikan sebagai keteguhan hati ketika menghadapi cobaan dan kesulitan yang dihadapi. Seperti pada Firman Allah dalam Surat Adz- Dzariyat (51): 56.

Artinya: "Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan agar mereka beribadah kepada-Ku."

Ayat al-Qur'an ini memiliki makna kandungan bahwa manusia mempunyai kecenderungan untuk mengembangkan beribadah kepada Allah atau sebelumnya mengingkarinya. Allah mengharapkan kepada manusia di tengah situasi pandemi COVID-19 untuk selalu mengingat, beribadah, dan berdoa kepada Allah agar wabah penyakit ini segera hilang dari muka bumi. Jadi, diperlukan kesabaran dalam menghadapi segala ujian dan kesulitan pada pandemi ini. Sesuai pula dengan janji Allah bahwa ketika kita sabar dan selalu melaksanakan shalat lima waktu, maka hal tersebut yang bisa dijadikan sebagai pertolongan dalam musibah, kesulitan maupun kesusahan.

Adapula ayat al-Qur'an yang dapat dijadikan motivasi ketika kita hidup di tengah-tengah kesulitan. Seperti yang tertuang dalam Surat Al-Insyirah ayat 5-6

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun