Mohon tunggu...
Alirman Djamereng
Alirman Djamereng Mohon Tunggu... Sales - Flowman but not Superman

Berusaha konsisten untuk menulis yang bermanfaat...alirmandjamereng73@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Selamat Hari Google (Guru)

26 November 2020   01:16 Diperbarui: 26 November 2020   01:31 120
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Peringatan Hari Guru tahun ini terasa sedikit berbeda dengan tahun tahun sebelumnya. Selama hampir 9 bulan kegiatan belajar mengajar dilakukan secara daring akibat adanya pandemi virus Corona yang melanda dunia secara global. Selama itu pula murid, pelajar atau mahasiswa harus mengikuti proses belajar-mengajar tanpa kehadiran fisik seorang guru atau tenaga pengajar di depan mereka. 

Tidak ada interaksi langsung berupa sapaan, sentuhan, pelukan bahkan hukuman ringan yang biasa dialami saat kondisi belajar-mengajar dilakukan sebelumnya. 

Wajah para guru dan tenaga pengajar hadir menyapa dan mengajar lewat layar-layar handphone atau laptop peserta didik mereka. Bahkan pernah suatu masa para murid hanya diminta untuk mengikuti pelajaran satu arah lewat tontonan program pengajaran yang disiarkan di televisi.

Di masa pandemi virus corona, para guru dan tenaga pengajar diharuskan membuat model pengajaran yang berbasis internet dan diharapkan supaya bisa tetap berinteraksi secara virtual dengan anak didiknya. 

Tentu hal ini tidak mudah di mana guru dan tenaga pengajar yang biasanya disibukkan dengan rutinitas pengajaran secara langsung akhirnya mau tidak mau harus mengikuti situasi dan kondisi yang baru. 

Proses transfer ilmu dan pengajaran pun menjadi sangat terbatas. Sapaan ramah dan senyuman bahkan ekspresi kekesalan para guru terlihat hambar di layar handpone atau laptop. Bahkan peserta didik pun tidak sedikit yang mengikuti proses belajar-mengajar dengan rasa bosan, cuek bahkan enggan untuk mengikutinya.

Di tengah kondisi sulit tersebut akhirnya evaluasi terhadap peserta didik, ujian dan pemberian tugas pun dilakukan seadanya dan dikerjakan secara daring. 

Orang tua yang diharapkan untuk membantu peserta didik dan sementara menggantikan fungsi guru di rumah menjadi sesuatu hal yang tidak mudah, apalagi di tengah kesibukan mereka dalam mencari nafkah dan mengurus rumah tangga. Tidak sedikit orang tua yang mengalami stres dan akhirnya pasrah jika anak-anak mereka mencari alternatif bantuan lain dari internet.

Melalui internet informasi dari semua bidang ilmu bisa didapatkan dengan mudah, bahkan tersedia visualisasi yang menarik, atraktif dan beragam. Guru bukan lagi menjadi tempat bertanya satu-satunya dan anak didik tidak perlu lagi membaca buku secara keseluruhan hanya untuk menjawab soal-soalnya yang diberikan. Cukup searching dengan menggunakan aplikasi "Google" maka semua informasi yang diperlukan akan terpampang di depan mata.

Namun selama hampir 9 bulan, belajar-mengajar dilakukan secara daring, membuat kita menyadari bahwa ada sesuatu yang hilang dari proses belajar mengajar itu sendiri. 

Sejatinya bahwa kegiatan belajar mengajar itu bukan hanya sebatas murid atau pelajar mengetahui teori, hafalan, dan sekedar hitung hitungan matematika. Belajar mengajar adalah sebuah proses interaksi emosional antara dua pihak dengan fungsi masing masing antara sebagai seorang guru/pendidik dan seorang murid/pelajar yang dididik. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun