Mohon tunggu...
Alirman Djamereng
Alirman Djamereng Mohon Tunggu... Sales - Flowman but not Superman

Berusaha konsisten untuk menulis yang bermanfaat...alirmandjamereng73@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

"Pah, Tolong Kepangin Rambutku, Dong..."

1 Oktober 2020   23:14 Diperbarui: 1 Oktober 2020   23:31 204
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Putriku yang kedua punya kebiasaan memintaku untuk mengepang rambutnya setiap kali mau tidur. Tipe rambutnya memang agak keriting dan mudah kusut tatkala bangun pagi. 

Makanya dia berinisiatif untuk selalu mengepang rambutnya sebelum tidur dan bapaknyalah yang selalu jadi sasaran obyek penderita untuk melakukannya. 

Biasanya diawali dengan prosesi menyisir rambut kusutnya secara perlahan sampai kadang berteriak kesakitan jika tertarik akibat cara sisir bapaknya yang kadang terkesan kurang ikhlas. 

Awalnya saya berpikir bahwa ini adalah tugas ibunya, tapi dia selalunya meminta tolong ke Bapaknya yang kadang terlihat kesal karena "me time" nya terusik dengan ritual kepang mengepang. "Bukankah ini urusan wanita ya?", begitu kadang kadang saya berpikir.

Tapi lama kelamaan, saya menyadari bahwa melayani permintaan putri saya untuk mengepang rambutnya sebenarnya merupakan suatu momen yang indah. 

Dengan menyisir rambutnya sebelum dikepang, saya bisa membelai belai kepalanya dengan tenang, membacakan doa dan harapan terbaik untuknya sambil membayangkan bahwa dia akan segera tumbuh menjadi gadis dewasa dan akhirnya pergi menjalani kehidupannya sendiri.  

Momen yang tanpa terasa akan segera hilang dari sisi kita saat dia sudah menjadi milik orang lain dan tidak bisa terulang lagi. Semakin lama saya semakin menikmati rutinitas itu di saat menjelang tidurnya. Terkadang saya lanjutkan dengan dongengan singkat ala princess maupun dari imajinasi sendiri. 

Akhirnya saya rela menjadi tukang kepangnya sekarang, biarlah dia merasakan hangatnya belaian tangan dari seorang Bapak yang semakin bergurat menua. 

Biarlah dia menjadikan bapaknya sebagai sosok cinta pertamanya, idolanya, dan pelindungnya. Toh itu tidak akan berlangsung lama, dan suatu saat saya pasti akan merindukan masa masa itu.

Memiliki anak perempuan dan usaha dalam mendidiknya tentu mempunyai tantangan tersendiri. Hal yang menjadi pertimbangan bahwa mendidik seorang anak perempuan sejatinya adalah:

1. Mendidik seorang calon istri bagi suaminya kelak

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun