Sejatinya tujuan pendidikan adalah untuk membangun akhlak yang mulia.  Akhlak adiluhung atau akhlakul karimah adalah destinasi dari sebuah proses pendidikan.  Memberikan inspirasi untuk selalu berorinetasi  kepada prilaku baik adalah tugas dari sosok seorang guru.  Ibaratnya guru adalah role model sepanjang hayat masih dikandung badan.  Tidak mudah untuk menjadi sosok guru.  Dalam frase "cocokologi" guru adalah sosok untuk digugu (diikuti) dan ditiru (dicontoh).
Sosok guru teladan dan pembentukan akhlak mulia adalah 2 sisi dalam satu koin mata uang yang sama. Â Sisi yang satu tidak akan terpisah dari sisi lainnya. Â Sehingga tidak mengherankan sebelum berbicara proses pendidikan, maka hal fundamental yang harus dilakukan adalah membentuk sosok pribadi unggul seorang guru. Â Dengan-nya akan terlahir contoh hidup bagi sang murid dalam berperilaku dalam hidupnya. Â Melalui-nya sang murid akan mendapatkan inspirasi untuk membentuk pribadi emas sebagai bekal dalam perjalanan sejarah kehidupan bagi pribadi setiap murid.
Sejatinya para pembuat kebijakan sistem pendidikan di NKRI harus fokus kepada tujuan utama tersebut. Â Kita semua berharap kebijakan pendidikan akan mampu membawa bangsa ini menjadi lebih terhormat. Kita semua sudah sangat jenuh dan malu dengan berita-berita terkait kasus korupsi. Kejadian tawuran antar pelajar, bulliying dan gonta ganti sistem pembelajaran termsuk pemberitaan oknum guru/ dosen yang berperilaku cabul.Â
Bahkan sogok menyogok untuk masuk sekolah, joki untuk masuk PTN, Â ataupun manipulasi data tempat tinggal karena harus ikut sistem zonasi untuk masuk sekolah tertentu. Â Termasuk parade obral gelar Doktor atau profesor kehormatan yang diberikan kepada "tokoh" bangsa yang gila gelar. Â Itulah sederet fakta dan realita yang mengitari sistem pendidikan nasional kita.
Tidak-kah kita melihat sistem pendidikan di negara-negara lain. Â Sebut saja negara-negara scandinavia yang telah berhasil menjadikannya sebagai negara dengan indek kebahagian tertinggi bagi warganya. Â Atau sistem pendidikan di Jepang yang telah menumbuhkan budaya malu dan kerja keras. Â Atau kita lihat sejarah pendidikan di masa keemasan dari sebuah peradaban yang maju. Sebut saja di masa keemasan khalifah Islam Harun al Rasyid. Â Atau pada masa renaissance.
Pada masa itu begitu deras mengalir karya-karya monumental di berbagai bidang kehidupan. Â Budaya intelektual berupa diskusi-diskusi begitu hangat yang dapat menghasilkan karya-karya pemikiran yang bernas. Perpustakaan begitu besar dan ramai dikunjungi. Â Dampaknya adalah berupa kemajuan diberbagai bidang kehidupan tumbuh dan berkembang. Â Hal tersebut sebagi buah dari atmosfir kehidupan yang diciptakan oleh para pemimpin yang cerdas dan sangat concern dengan dunia pendidikan.
Kehidupan guru begitu mulia. Â Bahkan di masa itu selembar karya dihargai dengan emas. Â Begitu tingginya penghargaan negara/ penguasa kepada para ilmuwan. Â Sehingga setiap ilmuwan akan terus terpanggil dan dedicated untuk fokus dalam menghasilkan karya-karya terbaik untuk peradaban bangsa dan negaranya.
Bermula dari Sosok Ibu
Pendidikan bagi seorang anak sebenarnya telah dimulai sejak di dalam kandungan seorang bunda. Â Kondisi mental dan gizi makanan yang disiapkan sang bunda adalah kunci tumbuh dan berkembangnya sosok bayi unggulan. Â Atmosfir Kehidupan rumah tangga yang nyaman, dukungan suami serta asupan gizi yang tepat adalah kunci ideal perkembangan sang bayi sejak dalam kandungan. Itulah periode diamond age/ periode berlian dalam fase awal kehdiupan seorang manusia.
Pendidikan kehidupan bagi sorang ibu adalah kata kunci. Â Pemahaman yang utuh akan tugas dan peran sorang ibu begitu pentingnya. Â Di tangan seorang ibu perkembangan mental dan fisik anak akan ditentukan. Â Sehingga pemerintah harus memahami betul ketika dan memberikan fasilitas yang lebih kepada ibu yang sedang hamil dan masuk periode menyusui di setiap instansi dan perusahaan. Â Apalagi saat ini telah terjadi trend pertumbuhan penduduk negatif di beberapa negara. Â Maka memulikan sosok seorang ibu dalam sistem kenegaraan menjadi sangat penting.