Mohon tunggu...
Alip Yog Kunandar
Alip Yog Kunandar Mohon Tunggu... Penulis - Bukan Pemikir, Meski Banyak yang Dipikirin

Dosen Ilmu Komunikasi UIN Jogja, yang lebih senang diskusi di warung kopi. Menulis karena hobi, syukur-syukur jadi profesi buat nambah-nambah gizi. Buku: Memahami Propaganda; Metode, Praktik, dan Analisis (Kanisius, 2017) Soon: Hoax dan Dimensi-Dimensi Kebohongan dalam Komunikasi.

Selanjutnya

Tutup

Kurma Pilihan

Jangan Terlalu Sering Makan Enak

23 April 2021   06:54 Diperbarui: 23 April 2021   07:04 1388
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: javanews.tv

Sementara di bagian ibu-ibu, perbincangannya beda lagi. "Neng Mimin makannya banyak tapi tetap langsing aja!" kata Ceu Imas yang duduk di dekatnya.

"Ah nggak banyak Ceu, cukup segini mah. Memang sih ini lebih banyak daripada biasanya, soalnya makanannya banyak yang menarik di sini. Sayang kalau nggak dicobain..." jawab Neng Mimin.

"Saya dari tadi nahan-nahan, takut badan melar..." timpal Ceu Imas lagi.

"Nggak usah ditahan-tahan Ceu, rugi. Mumpung banyak makanan enak!" Nyi Iteung ikut nimbrung. "Jarang-jarang makan banyak dan enak kayak gini. Besok kalau kita sudah ke rumah masing-masing lagi ya balik ke normal lagi, karedok, ikan asin dan sambel tarasi lagi!"

"Masalahnya kalau badan saya sudah melar, susah balikinnya lagi Teung, kayak pas habis lahiran dulu..." kata Ceu Imas, "Kalian sih, Neng Mimin sama kamu Teung, enak, karena belum pada melahirkan..."

"Sebetulnya bukan soal habis melahirkan atau tidaknya Ceu. Tapi bagaimana kita mengatur makanan dan kegiatan fisik kita," kata Neng Mimin. "Saya lihat ibu-ibu di sini makannya banyak, tapi sehat-sehat, karena rata-rata mereka bekerja di siang hari. Di kebon lah, di sawah, atau di mana aja, meski puasa. Yang susah itu kalau asupan makanan berlebih, badan kurang gerak. Atau sebaliknya, asupan kurang, kerjanya berat!"

"Nah itu, karena sekarang saya jaga konter pulsa, badan saya jadi kurang gerak Neng, makanya makannya yang saya kurangi..." kata Ceu Imas. Ia lalu melirik Nyi Iteung, "Kalau kamu Teung, badanmu juga bagus, apa masukan dan keluarannya seimbang?"

Iteung menggeleng, "Kalau hari-hari sih di rumah makanan saya biasa aja, malah itu-itu aja, karedok, ikan asin, nasi, ya itu aja muter-muter. Kerja ya lumayan lah, berat enggak, ringan enggak, nyapu, beberes, babantu di sawah. Kerja berat paling kalau lagi musim panen padi..."

"Itu yang bikin saya heran Teung, perasaan kamu tuh nggak pernah masak yang aneh-aneh, itu-itu aja. Kerja terbilang berat, apalagi suamimu kayak gitu, nggak mau gerak. Tapi badanmu tetep bagus, kulit tetep mulus...." Bi Emah ikut nimbrung, "Kalau saya mah mungkin sudah makan hati dan makan daging! Gimana cara menyeimbangkannya?"

Iteung tersenyum, "Gampang Bi. Kalau saya sih tinggal pulang ke rumah Abah dan Ambu buat melengkapi gizi saya..." jawabnya.

"Terus si Kabayan? Kan berarti makanannya gitu-gitu aja, tapi badannya juga sehat. Numpang makan di rumah Abah juga?" tanya Bi Emah lagi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun