Mohon tunggu...
Alip Yog Kunandar
Alip Yog Kunandar Mohon Tunggu... Penulis - Bukan Pemikir, Meski Banyak yang Dipikirin

Dosen Ilmu Komunikasi UIN Jogja, yang lebih senang diskusi di warung kopi. Menulis karena hobi, syukur-syukur jadi profesi buat nambah-nambah gizi. Buku: Memahami Propaganda; Metode, Praktik, dan Analisis (Kanisius, 2017) Soon: Hoax dan Dimensi-Dimensi Kebohongan dalam Komunikasi.

Selanjutnya

Tutup

Kurma Pilihan

Antara Kurma dan Puasa

13 April 2021   05:52 Diperbarui: 13 April 2021   05:59 1165
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Mang Tarsu berhenti di depan rumah si Kabayan lalu memencet klakson motornya. Nyaring, nggak menjerit kayak orang kejepit lagi. Maklum, motornya memang baru. Kabayan melirik. Jarang-jarang soalnya ada sepeda motor lewat, karena jalan ke rumahnya memang cuma jalan setapak dan naik-turun. Apalagi kalau musim hujan, ditambah dengan licin pula. Hanya orang ahli bawa motor saja yang bisa.

"Kridit Kang. Ada kueh kaleng, sirop botol, kurma, sarung, mukena, sajadah, baju koko, open, loyang, pe-o cangkang ketupat... pokoknya semua yang berkaitan dengan kebutuhan puasa dan lebaran, sedia dan bisa disediakan!" kata Mang Tarsu.

"Motor baru, Mang?" Kabayan malah balik nanya.

"Iya, Kang, supaya usaha saya tambah lancar," jawab Mang Tarsu, "Karena kreditur saya di kampung-kampung begini, kendaraannya harus disesuaikan, biar bisa menjangkau semua pelosok, termasuk bisa lewat di depan rumah Akang..." katanya sambil mengelus-elus motor barunya, motor jenis trail, bukan motor bebek butut lagi.

"Kes apa kridit?" tanya Kabayan lagi sambil berjalan mendekat, lalu melihat-lihat motor baru tukang kridit itu.

"Kes lah, kalau kredit jatuhnya lebih mahal, capek juga nyicilnya..." jawab Mang Tarsu.

"Sekarang masih tukang kridit kan?" tanya Kabayan lagi.

"Masih lah Kang, mau jadi apa lagi...."

"Kenapa nggak jadi tukang kes saja? Kan Mang Tarsu juga beli motor kes, nggak mau kridit. Katanya mahal, capek bayarnya...."

"Beda atuh Kang. Kalau begitu saja nanti malah ganti propesi, bukan tukang kridit lagi, tapi jadi penjual keliling biasa..." jawab Mang Tarsu.

"Memang nggak boleh?"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun