Mohon tunggu...
Alip Yog Kunandar
Alip Yog Kunandar Mohon Tunggu... Penulis - Bukan Pemikir, Meski Banyak yang Dipikirin

Dosen Ilmu Komunikasi UIN Jogja, yang lebih senang diskusi di warung kopi. Menulis karena hobi, syukur-syukur jadi profesi buat nambah-nambah gizi. Buku: Memahami Propaganda; Metode, Praktik, dan Analisis (Kanisius, 2017) Soon: Hoax dan Dimensi-Dimensi Kebohongan dalam Komunikasi.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Stalin: (113) Razia Toko Buku di Tiflis

23 Maret 2021   22:23 Diperbarui: 25 Maret 2021   13:26 307
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: Alip Yog Kunandar

"Aku belum pernah membaca tulisannya. Dia membuat publikasi ilegal dan dibagikan kepada para buruh sambil menghasutnya untuk melakukan mogok kerja," jawab Gege. "Tapi kalau dari koran-koran sih, dia menghasut untuk menggulingkan Tsar untuk mendirikan negara proletar. Kalau kata kawanku yang dulu juga ikut Narodnik, ia juga mengkritisi gerakan sosialis-agraria yang dikembangkan oleh Narodnik. Bagian mana yang dikritik, aku juga belum tahu!"

Entah kenapa, Soso menjadi tertarik dengan orang yang disebut oleh Gege barusan. Tertarik untuk mengetahui apa pikiran atau gagasannya. "Siapa sih sebetulnya dia?"

Gege menggeleng. "Yaa kau cari lah di koran-koran Rusia. Itupun mungkin sudah dilebih-lebihkan atau dikurang-kurangi. Koran yang sampai ke sini kan pastinya sudah disensor.

"Ah, saya malah jadi penasaran," kata Soso. "Sayangnya sekarang pasti malah tambah susah mendapatkannya ya.."

*****

Soso mulai menghubungkan peristiwa-peristiwa itu dengan informasi-informasi yang didapatkannya. Memang sepotong-sepotong. Tapi justru itulah yang makin membuatnya penasaran. Apa yang sebetulnya tengah terjadi di Tiflis, seluruh wilayah Kekaisaran Rusia, Eropa, atau bahkan di dunia ini.

Demo buruh di Tiflis ditangani oleh tentara. Pentolan-pentolannya, termasuk si Lado cs menghilang, menurut info si Kamo, ditahan di Benteng Metheki. Setelah itu, ada biro sensor di Tiflis, lalu toko-toko buku mulai dirazia. Sementara nun jauh di sana, di St Petersburg --seperti cerita Gege---para aktivis juga ditangkapi dan dipenjara.

Tiba-tiba saja ia merasa sangat kecil, bodoh, dan tak tahu apa-apa.

Masalahnya, bagaimana ia bisa mencari tahu tentang semua itu?

*****

BERSAMBUNG: (114) Zakaria Chichinadze

Catatan:

[1] Kedai minuman, tapi biasanya yang dijual adalah minuman-minuman yang bisa memabukkan

[2] Kelak akan dikenal sebagai Vladimir Lenin.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun