Mohon tunggu...
Alip Yog Kunandar
Alip Yog Kunandar Mohon Tunggu... Penulis - Bukan Pemikir, Meski Banyak yang Dipikirin

Dosen Ilmu Komunikasi UIN Jogja, yang lebih senang diskusi di warung kopi. Menulis karena hobi, syukur-syukur jadi profesi buat nambah-nambah gizi. Buku: Memahami Propaganda; Metode, Praktik, dan Analisis (Kanisius, 2017) Soon: Hoax dan Dimensi-Dimensi Kebohongan dalam Komunikasi.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Stalin: (109) Simon Arshaki Ter-Petrosian

19 Maret 2021   22:34 Diperbarui: 20 Maret 2021   13:40 513
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: Alip Yog Kunandar

Tapi ketika Soso sampai di rumahnya Romo Arshaki yang sederhana itu, ia kaget karena bertemu dengan ibunya bahkan juga si Simon!

Anak itu langsung cengengesan ketika bertemu dengan Soso. maklum, usia mereka tak berbeda jauh, Simon lebih muda sekitar empat atau lima tahun darinya. Karena Soso ketuaan saat di sekolahnya, jarak mereka di sekolah yang tak terlalu jauh, jadi sering bertemu, meski di luar, mereka jarang main bareng.

Sebagai blasteran Georgia-Armenia, 'kelas' si Simon memang rada-rada menggantung dalam pergaulan masa kecilnya di Gori. Oleh orang Rusia dianggap tak selevel --termasuk juga dimusuhi oleh anak-anak genk SOTOY --musuh Soso zaman kecil dulu---tapi juga rada disegani oleh anak-anak pribumi asli. Jadi ya gitu, berteman dengan anak-anak Rusia tidak, dengan anak-anak asli juga tidak, meski juga tidak dimusuhi oleh siapapun.

Romo Arshaki langsung mengajak Soso, Simon, dan ibunya untuk berbincang. "Kebetulan, Joseph sedang pulang ke sini, jadi aku harus ngomong dengan kalian sekarang..." kata Romo Arashki kepada anak dan cucunya itu. "Seperti yang sudah kuomongkan soal sekolahmu, aku sudah mengambil keputusan. Tahun depan kau harus masuk Seminari Tiflis, seperti si Joseph ini. Karena itu, mulai sekarang, kau harus belajar Bahasa Rusia. Itu tak bisa ditawar, bukan begitu So?" ia melirik Soso.

Soso mengangguk.

"Nah, mumpung masih ada waktu, aku minta padamu So untuk mengajari cucuku ini..." lanjut Romo Arshaki. "Pergilah kau ke Tiflis, cari tempat dan cari guru bahasa, tapi tolong So, dampingi dia!"

"Maksud Kakek?" tanya si Simon.

"Kau pergi ke Tiflis, belajar Bahasa Rusia, dan kau kutitipkan pada si Joseph ini, biar kamu juga ada teman. Ngerti nggak?"

Simon tak menjawab.

"Kapan kau kembali ke Tiflis?" Romo Arshaki melirik Soso.

"Kurang lebih seminggu lagi, Romo..." jawab Soso.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun