Mohon tunggu...
Alip Yog Kunandar
Alip Yog Kunandar Mohon Tunggu... Penulis - Bukan Pemikir, Meski Banyak yang Dipikirin

Dosen Ilmu Komunikasi UIN Jogja, yang lebih senang diskusi di warung kopi. Menulis karena hobi, syukur-syukur jadi profesi buat nambah-nambah gizi. Buku: Memahami Propaganda; Metode, Praktik, dan Analisis (Kanisius, 2017) Soon: Hoax dan Dimensi-Dimensi Kebohongan dalam Komunikasi.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Stalin: (107) Menelusuri Asal-usul

17 Maret 2021   20:10 Diperbarui: 18 Maret 2021   18:26 329
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: Alip Yog Kunandar

"Saya bahkan tak mengingatnya, Bi..." kata Soso.

"Ya karena masih sangat kecil waktu itu..." jawab Bi Anna. "Maafkan juga Bibi, karena setelah itu tak pernah mengunjungimu lagi. Banyak lah hal yang membuatnya begitu. Tak usah diceritakan lagi, mungkin ibumu sudah cerita!"

"Nggak apa-apa Bi, kita memang punya kesusahan masing-masing..." timpal Soso. "Saya juga nggak tahu kalau punya keluarga. Soalnya Mak nggak pernah cerita. Mungkin terlalu sibuk mengurusi saya, jadinya baru kali ini saya menyempatkan diri berkunjung, padahal lebih dari tiga tahun saya tinggal di Tiflis, tak terlalu jauh ke sini!"

"Sudahlah, yang penting sekarang kau sudah di sini..." kata Bibinya.

Selesai makan malam, si Adel diajak pergi oleh Om Yakov, entah kemana. Untungnya anak itu cepat akrab juga, jadi tak menyusahkan Soso. Mungkin juga Om Yakov ingin memberi waktu bagi Soso mengobrol dengan istrinya. Dan memang begitulah, Soso melanjutkan obrolannya lagi dengan Bi Anna, di teras rumah yang menghadap lembah.

"Bi, tolonglah ceritakan tentang keluarga saya, semampu Bibi. Mak saya nyaris tak pernah cerita apa-apa..." pinta Soso.

"Darimana ya harus kuceritakan..." Bi Anna tampak bingung, "Pokoknya Bibi dan Makmu itu saudara sepupu. Kakekmu, Glakho Geladze adalah kakak dari ibuku. Dari dulu dia memang tinggal di sini, asli sini. Dia bertani, menggarap lahan milik Pangeran Amliakhvari, kadang sambil membuat tembikar."

"Ayahmu dulu juga tinggal tak jauh dari sini, di Desa Geri, dekat Tiflis juga. Tapi dia masih keturunan Ossetia dari buyutmu. Kakekmu lah yang sering ke sini bersama dua anaknya Giorgi dan bapakmu. Kalau tak salah, Giorgi meninggal karena diserang bandit, entah bagaimana ceritanya," lanjut Bi Anna.

"Jadi bapak saya dan Mak bertemu di sini?" tanya Soso.

"Bertemunya di sini, tapi sejak kakek Glakho meninggal, nenekmu, Melania, pulang ke kampung keluarganya di Gorim dan Mak-mu ikut ke sana," jawab Bi Anna.

"Kalau Pak Sese?" tanya Soso.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun