Mohon tunggu...
Alip Yog Kunandar
Alip Yog Kunandar Mohon Tunggu... Penulis - Bukan Pemikir, Meski Banyak yang Dipikirin

Dosen Ilmu Komunikasi UIN Jogja, yang lebih senang diskusi di warung kopi. Menulis karena hobi, syukur-syukur jadi profesi buat nambah-nambah gizi. Buku: Memahami Propaganda; Metode, Praktik, dan Analisis (Kanisius, 2017) Soon: Hoax dan Dimensi-Dimensi Kebohongan dalam Komunikasi.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Obrolan tentang Anak di Saung Sawah

16 Maret 2021   19:48 Diperbarui: 16 Maret 2021   19:52 1529
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: 9gag.com

"Aku yang bayar cicilannya! Kan aku narik!" sergah Jana.

"Kalau penumpangnya banyak! Kalau sepi? Terus tagihan numpuk? Motor dijual sawah hilang! Apalagi sekarang orang juga pada punya motor sendiri!" kata Jojoh.

"Nggak semua lah Neng, tetep akan ada penumpang. Orang tua, anak-anak..."

Jojoh menggeleng. "Nggak. Akang bantu saja saya di sawah. Motor itu biarin aja, jadi pengangkut gabah kalo panen, atau angkut pupuk!"

"Nggak mau ah, nyawah mah bayar orang saja!"

"Siapa yang bayar?"

"Kalau penumpang banyak, Akang yang bayarin. Yang penting motornya bagus, pasti lancar!" kata Jana, ngotot.

"Nggak ada ceritanya miara motor beli sawah, yang ada juga miara sawah beli motor!" kata Jojoh lag. "Lagian saya mah mending punya anak yang bangga menyebut orang tuanya sebagai petani, daripada tukang ojek!"

"Heh... jangan begitu..." kata Jana. "Anak-anak juga lebih bangga bapaknya naik motor daripada naik kebo!"

"Terserah!" kata Jojoh sambil berdiri.

"Neng Mau kemana?" tanya Jana sambil meraup sisa makanannya dan memasukkannya ke mulut sekaligus. Ia lupa kalau tadi sambelnya disisihkan karena telalu pedas. "Neng... Neng..." Jana megap-megap, mulutnya serasa terbakar. Celakanya, Jojoh lupa membawakannya air minum. "Neng, tulung Neng, minta air minumnya!"

Jojoh tak melirik lagi, "Minum aja tuh air irigasi!"

*****

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun