Mohon tunggu...
Alip Yog Kunandar
Alip Yog Kunandar Mohon Tunggu... Penulis - Bukan Pemikir, Meski Banyak yang Dipikirin

Dosen Ilmu Komunikasi UIN Jogja, yang lebih senang diskusi di warung kopi. Menulis karena hobi, syukur-syukur jadi profesi buat nambah-nambah gizi. Buku: Memahami Propaganda; Metode, Praktik, dan Analisis (Kanisius, 2017) Soon: Hoax dan Dimensi-Dimensi Kebohongan dalam Komunikasi.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Stalin: (104) Sarang Setan

14 Maret 2021   12:03 Diperbarui: 15 Maret 2021   11:53 305
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: Alip Yog Kunandar

Episode Awal: (1) Soso

Episode Sebelumnya: (103) Berkumpul Kembali

*****

Tak seperti kawan-kawannya seperti si Vaso dan lainnya yang merupakan adik kelas Soso, kawan sekelasnya yang lain seperti si Peta, Seva dan lainnya, justru terkesan biasa-biasa saja dengan 'kembalinya' Soso. Untuk si Peta sih Soso maklum, anak itu memang tampaknya serius dengan pilihannya, menekuni agama.

Tapi si Seva? Ia seperti kehilangan gairah dan harapan. Waktu Soso mengajaknya ke tempat si Lado, ia tampak ogah-ogahan. "Bosen ah So..." jawabnya.

Ia memang masih memanggilnya Soso, panggilan yang semakin tenggelam di seputaran asrama. Nama Koba-lah yang berkibar. Bahkan meski guru-guru sering memanggil para siswa dengan nama aslinya, sesekali ada juga yang memanggilnya Koba.

"Kenapa sih?" tanya Soso.

"Males aja!" Seva tak menjelaskannya.

Soso pun meninggalkannya. Seva tampaknya belum tahu soal nasib si Lado yang menghilang. Ia berangkat ke sana sendirian. Dan ternyata rumah kontrakannya masih juga suwung alias kosong. Tak terlihat adanya tanda-tanda kehidupan. Mungkin anak itu memang belum kembali sejak peristiwa demo buruh itu.

Soso melipir ke Kedai Jerman, berharap bisa bertemu dengan Sabine untuk menyapanya sekaligus menanyakan kabar soal si Lado, barangkali ia tahu.

Tapi alangkah kecewanya Soso, karena Sabine tak terlihat. Ia menanyakannya pada seorang pegawai kedai. "Dia balik ke Jerman seminggu yang lalu.." jawabnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun