Mohon tunggu...
Alip Yog Kunandar
Alip Yog Kunandar Mohon Tunggu... Penulis - Bukan Pemikir, Meski Banyak yang Dipikirin

Dosen Ilmu Komunikasi UIN Jogja, yang lebih senang diskusi di warung kopi. Menulis karena hobi, syukur-syukur jadi profesi buat nambah-nambah gizi. Buku: Memahami Propaganda; Metode, Praktik, dan Analisis (Kanisius, 2017) Soon: Hoax dan Dimensi-Dimensi Kebohongan dalam Komunikasi.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Stalin: (100) Kembali ke Sekolah, Kembali ke Masalah

9 Maret 2021   22:07 Diperbarui: 11 Maret 2021   12:00 337
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: Alip Yog Kunandar

Mak Imel menggeleng lagi, "Harusnya sih kalau dia pulang, ya mampir lagi. Dia kan naik kereta api juga dari Gori. Kalau dia baliknya naik kereta api lagi kan mesti ke sini. Masak iya nggak mampir lagi!"

"Ya sudah Mak, besok saya kan balik ke asrama, kalau misalkan ibu saya mampir lagi ke sini, tolong sampaikan supaya mampir dan menemui saya di sekolah!"

Mak Imel mengangguk, "Ngomong-ngomong, kenapa sih kamu lama sekali baliknya, ngapain aja di Poti?"

Soso nyengir, "Ada proyek kecil-kecilan Mak..." jawabnya.

"Iya tapi jangan sampai mengganggu sekolahmu. Sayang kalau sampai gagal karena kamu keasyikan di luar. Kasian ibumu. Setidaknya, kalau kau mau berkegiatan di luar, tahan dulu, tunggu sampai sekolahmu selesai dulu!"

"Iya Mak..." jawab Soso.

Kepada Pak Sese, Soso menanyakan perkembangan di pabrik dan soal buntut demo buruh itu, hal yang menyebabkannya kemudian 'mengasingkan diri' ke Poti atas saran Pangeran Ilia.

"Aku tak tahu apa-apa lagi So, anak-anak itu sudah kembali bekerja, dan kita sudah kerja normal lagi. Hanya saja, di pabrik sekarang ada manajer baru, bukan si Kustov lagi!" jawab Pak Sese.

"Kemana dia?"

"Menghilang sejak kejadian itu!"

"Dicari polisi?" tanya Soso.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun