Mohon tunggu...
Alip Yog Kunandar
Alip Yog Kunandar Mohon Tunggu... Penulis - Bukan Pemikir, Meski Banyak yang Dipikirin

Dosen Ilmu Komunikasi UIN Jogja, yang lebih senang diskusi di warung kopi. Menulis karena hobi, syukur-syukur jadi profesi buat nambah-nambah gizi. Buku: Memahami Propaganda; Metode, Praktik, dan Analisis (Kanisius, 2017) Soon: Hoax dan Dimensi-Dimensi Kebohongan dalam Komunikasi.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Stalin: (96) Orang Turki di Pelabuhan

5 Maret 2021   23:38 Diperbarui: 6 Maret 2021   20:44 308
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: Alip Yog Kunandar

"Apa tak merepotkan kalau misalnya tak jadi, Pak?"

Lelaki itu menggeleng, "Aku pulang lewat sana kok. Siapa namamu?"

"Koba Djugashvili!" jawab Soso, yang semakin mantap memperkenalkan nama itu kepada orang lain, terutama yang baru dikenalnya. Hanya teman-teman lamanya saja yang masih memanggilnya Joseph atau Soso.

"Aku Berat Yildrin. Kamu dari Poti ya?"

Soso mengangguk. Tak perlu lah ia menjelaskan soal asalnya dari Gori.

"Aku pernah di Batumi dulu, sebelum diambil Rusia. Keluargaku lebih banyak yang pindah ke selatan, sementara aku memilih ke sini, karena banyak orang sekampung!" lelaki itu mulai bercerita.

"Berarti Bapak bukan orang sini asli?"

Lelaki itu menggeleng, "Aku orang Turk. Kedai ini juga, dan juga kusir-kusir kereta kuda di sini, kebanyakan ya orang Turk!"

"Kenapa pindah ke sini dari Batumi, bukankah sama-sama wilayah Rusia?" tanya Soso.

"Ya karena sudah lama banyak orang Turk di sini, sebelum jadi wilayah Rusia juga. Bedanya, kalau di Batumi ada penduduk aslinya, kalau di sini kan kota baru, tak ada penduduk asli, paling orang Abkhaz yang bergeser dari Sochi atau sedikit orang Rusia dari Krasnodar...." jawabnya.

"Apa bedanya di Batumi dengan di sini, Pak?" tanya Soso lagi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun