Mohon tunggu...
Alip Yog Kunandar
Alip Yog Kunandar Mohon Tunggu... Penulis - Bukan Pemikir, Meski Banyak yang Dipikirin

Dosen Ilmu Komunikasi UIN Jogja, yang lebih senang diskusi di warung kopi. Menulis karena hobi, syukur-syukur jadi profesi buat nambah-nambah gizi. Buku: Memahami Propaganda; Metode, Praktik, dan Analisis (Kanisius, 2017) Soon: Hoax dan Dimensi-Dimensi Kebohongan dalam Komunikasi.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Stalin: (96) Orang Turki di Pelabuhan

5 Maret 2021   23:38 Diperbarui: 6 Maret 2021   20:44 308
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: Alip Yog Kunandar

 Soso mengangguk. Ia tak mau menyebut kalau yang ditemaninya adalah seorang walikota, ia masih menjaga pesan Tuan Nikoladze soal itu.

 "Tadi juga temanku kayaknya mengantar orang dari Poti!" kata lelaki itu lagi.

 "Oh ya?" tanya Soso. "Berempat?"

Lelaki itu mengangguk, "Iya, yang satu perempuan, cantik!"

 "Itu juragan saya. Saya kebetulan tidak diajak, disuruh tinggal di penginapan. Kemana mereka perginya Pak? Soalnya mereka belum pulang sampai sekarang..."

Lelaki itu celingak-celinguk, lalu memanggil seorang lelaki lain yang berada di kedai itu, tapi duduk agak jauh. Lelaki itu lalu berbicara dalam bahasa yang tidak Soso paham. Lalu melirik Soso lagi, "Katanya ke Tsemdolina..."

"Di mana itu Pak?"

"Masuk ke arah sana, jalur darat ke Krasnodar..." jawabnya.

"Saya tanya teman Bapak dulu ya..." kata Soso sambil bangkit dan mendekati teman lelaki itu.

"Saya mencari orang Poti, empat orang bersama seorang perempuan..." kata Soso pada kusir yang tadi ditanyai kawannya. "Tadi katanya Bapak mengantarnya..."

Lelaki itu mengangguk, "Iya, ke Tsemdolina. Dia naik keretaku, sama satu kereta kawanku yang lain. Aku mengangkut yang perempuan dan lelaki yang berjanggut.."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun