Mohon tunggu...
Alip Yog Kunandar
Alip Yog Kunandar Mohon Tunggu... Penulis - Bukan Pemikir, Meski Banyak yang Dipikirin

Dosen Ilmu Komunikasi UIN Jogja, yang lebih senang diskusi di warung kopi. Menulis karena hobi, syukur-syukur jadi profesi buat nambah-nambah gizi. Buku: Memahami Propaganda; Metode, Praktik, dan Analisis (Kanisius, 2017) Soon: Hoax dan Dimensi-Dimensi Kebohongan dalam Komunikasi.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Stalin: (94) Gerbang Rusia di Laut Hitam

3 Maret 2021   22:14 Diperbarui: 4 Maret 2021   23:15 337
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: Alip Yog Kunandar

Episode Awal: (1) Soso

Episode Sebelumnya: (93) Olga Guramishvili

*****

Perjalanan ke Novorssiysk dari Poti memakan waktu kurang dari dua hari. Kapal yang ditumpangi Soso dan rombongan Tuan Nikoladze hampir tiba menjelang pagi. Sehari sebelumnya, kapal itu juga sempat singgah di pelabuhan Kota Sochi.[1] Novorossiyk menjadi pelabuhan kedua dari Poti sebelum kapal itu melanjutkan perjalanannya ke Sevastovol Crimea, dan kota-kota lain di seputaran Laut Hitam.

Soso sempat berpikir, jangan-jangan kapal ini dulu yang digunakan oleh Natasha saat berlayar dari Batumi menuju Sevastopol untuk menyusul suaminya. Tapi ia segera menepiskan bayangan soal perempuan itu. Meski ia tahu mengingat Natasha selalu mendatangkan rasa sakit, anehnya, ia selalu saja datang dalam bentuk kilasan-kilasan ingatan, yang membentang dari Tiflis, Poti, bahkan ke Laut Hitam ini.

Sebelum kapal itu benar-benar merapat ke dermaga, Soso sudah bisa melihat pemandangan kota di bagian barat daya Kekaisaran Rusia itu atau bagian utara Laut Hitam itu. Di sebelah kanan, terlihat perbukitan yang menghijau, sementara bangunan-bangunan terlihat lebih banyak di sebelah kiri.

Pelabuhan Novorossysk memang tidak langsung berhadapan dengan Laut Hitam yang terbuka, melainkan berada di dalam sebuah teluk kecil yang bernama Teluk Tsemess. Hal itu menguntungkan karena kapal-kapal yang bersandar tak langsung harus berhadapan dengan ombak laut yang besar.

Dermaga tempat kapal-kapal bersandar sudah banyak dibangun dari urukan batu-batu yang menjulur panjang ke tengah laut, bukannya dermaga kayu yang masih terlihat di Poti maupun Batumi. Dermaga itu tampak kokoh sehingga memungkinkan disandari oleh kapal-kapal berukuran besar.

Sebelum dikuasai oleh Rusia, Novorossysk sempat dikuasai oleh Otoman di abad ke-18, dan dikenal dengan nama Sujuk atau orang Eropa mengenalnya dengan nama Suzako. Rusia merebutnya dari Otoman tahun 1829 dan langsung dijadikan sebagai pangkalan angkatan laut, membentuk sebuah rantai pertahanan pantai yang membentang dari Sochi sepanjang hampir 300 kilometer, sehingga Otoman kesulitan untuk merebutnya kembali.

Saat memasuki teluk kecil sebelum sampai ke dermaga, terlihat beberapa kapal perang yang berlabuh di sana, berbaur dengan kapal-kapal penumpang dan kapal barang. Benar-benar sebuah pelabuhan yang ramai dan besar. Pelabuhan itu kemudian menjadi cikal bakal kota Novorossiysk sejak tahun 1866.

Ketika rombongan Soso dan Tuan Nikoladze tiba, Novorossiysk baru saja dinaikkan statusnya sebagai ibukota Chernomorskaya Guberniya,[2] satu hal yang tidak diketahui oleh Soso, karena dalam buku yang dibacanya, Novorossiysk masih berupa kota yang sedang dikembangkan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun