Mohon tunggu...
Alip Yog Kunandar
Alip Yog Kunandar Mohon Tunggu... Penulis - Bukan Pemikir, Meski Banyak yang Dipikirin

Dosen Ilmu Komunikasi UIN Jogja, yang lebih senang diskusi di warung kopi. Menulis karena hobi, syukur-syukur jadi profesi buat nambah-nambah gizi. Buku: Memahami Propaganda; Metode, Praktik, dan Analisis (Kanisius, 2017) Soon: Hoax dan Dimensi-Dimensi Kebohongan dalam Komunikasi.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Stalin: (88) "Magang" di Kantor Walikota

23 Februari 2021   22:00 Diperbarui: 24 Februari 2021   22:20 504
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: Alip Yog Kunandar

Episode Awal: (1) Soso

Episode Sebelumnya: (87) Memandang Dunia

*****

Tuan Niko Nikoladze selesai membaca surat dari Pangeran Ilia Chavchanadze yang diserahkan langsung oleh Soso. Ia tersenyum lalu menatap Soso. "Apa yang kau lakukan di sana?" tanyanya.

Soso tak tahu apa yang ditulis oleh Pangeran Ilia, tapi yang jelas, arah pertanyaan Walikota Poti itu pasti berhubungan dengan alasannya harus 'bersembunyi' ke Poti di bawah perlindungan Tuan Nikoladze. Mau tak mau ia harus menceritakannya dengan gamblang, tanpa ditutup-tutupi.

"Kalian memang harus banyak belajar sebelum bertindak..." katanya sambil meletakkan surat itu di atas meja kerjanya. "Tujuan baik tak selamanya akan berjalan baik, apalagi jika tanpa perencanaan yang baik..."

Soso diam.

"Sudah kubilang, anak-anak yang menyebut dirinya Mesame Dasi itu rada-rada sembrono, dan kali ini terbukti..." lanjutnya. "Syukurlah kau belum terlibat lebih jauh lagi."

Soso belum mengerti maksudnya, tapi ia tak ingin bertanya atau menyela.

"Aku tak bisa menampungmu di rumahku..." kata Tuan Nikoladze lagi.

Soso langsung pucat, bukan soal penolakannya, tapi ia langsung berpikir, ia harus kemana kalau harus meninggalkan Poti.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun