Mohon tunggu...
Alip Yog Kunandar
Alip Yog Kunandar Mohon Tunggu... Penulis - Bukan Pemikir, Meski Banyak yang Dipikirin

Dosen Ilmu Komunikasi UIN Jogja, yang lebih senang diskusi di warung kopi. Menulis karena hobi, syukur-syukur jadi profesi buat nambah-nambah gizi. Buku: Memahami Propaganda; Metode, Praktik, dan Analisis (Kanisius, 2017) Soon: Hoax dan Dimensi-Dimensi Kebohongan dalam Komunikasi.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Stalin: (88) "Magang" di Kantor Walikota

23 Februari 2021   22:00 Diperbarui: 24 Februari 2021   22:20 504
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: Alip Yog Kunandar

"Ada banyak hal yang sedang kukerjakan di sini. Aku juga harus berangkat ke Istanbul untuk melihat lagi Hagia Sophia yang akan kutiru untuk pembangunan gereja di Poti sini," lanjut Tuan Nikoladze. "Tapi tak usah khawatir, kau akan kutitipkan di rumah, siapa itu, Pak Didi, kalau untuk tinggal. Selain itu, tiap hari kau harus datang ke sini, ke kantor ini untuk membantu apa saja. Nanti akan kuberikan tugas-tugas yang mungkin bisa kau kerjakan..."

Soso bengong, dan tak tahan untuk tak bertanya lagi. "Maksud Tuan?"

"Anggap saja kau sedang magang di sini!" jawabnya. "Kalau aku ke sini, kita bisa diskusi sambil mengerjakan ini itu, tapi kalau aku sedang pergi, kau mungkin perlu mengerjakan yang lain!"

Soso lega. Artinya, ia tak perlu meninggalkan Poti. Apa yang disampaikan oleh Tuan Nikoladze itu baginya sudah lebih dari cukup. Ia tak bisa meminta lebih. Toh ia juga tak tahu apa yang sebetulnya disampaikan atau diminta oleh Pangeran Ilia dalam suratnya itu.

"Baik Tuan, saya ikut saja..." kata Soso.

Tuan Nikoladze lalu berdiri dan memanggil seseorang. "Panggilkan aku Pak Didi!"

Tak lama, Pak Didi, orang yang pertama kalinya ditemui Soso di kantor walikota itu datang, dan terlihat kaget dengan kedatangan Soso. Ia menyapanya, lalu segera menghadap Pak Nikoladze.

"Carikan tempat tinggal untuknya, untuk sekitar dua mingguan. Kalau ada kamar di rumahmu, itu lebih baik. Segala keperluannya, nanti kuomongkan dengan bagian rumah tangga.." kata Tuan Nikoladze.

Pak Didi mengangguk, "Biar di rumah saya saja Tuan. Ada kamar kosong, meski tak bagus..." jawabnya.

"Ya sudah kalau begitu. Kau ajak dia nanti. Terus, besok, ajak dia ke sini, setiap hari seperti waktu kerjamu.." kata Tuan Nikoladze lagi. Ia lalu melirik Soso, "Kau, ikut dia sekarang. Beristirahatlah. Besok temui aku di sini!"

Soso mengangguk, "Baik Tuan!"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun