Mohon tunggu...
Alip Yog Kunandar
Alip Yog Kunandar Mohon Tunggu... Penulis - Bukan Pemikir, Meski Banyak yang Dipikirin

Dosen Ilmu Komunikasi UIN Jogja, yang lebih senang diskusi di warung kopi. Menulis karena hobi, syukur-syukur jadi profesi buat nambah-nambah gizi. Buku: Memahami Propaganda; Metode, Praktik, dan Analisis (Kanisius, 2017) Soon: Hoax dan Dimensi-Dimensi Kebohongan dalam Komunikasi.

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Gibraltar: Liga Mini di Negara Mini

4 Februari 2021   11:44 Diperbarui: 4 Februari 2021   12:15 1689
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gibraltar dilihat dari udara, Victoria Stadium terlihat di dekat landasan bandara (Foto: routesonline.com)

Pernah dengar nama klub Lincoln Red Imps atau Europa FC? Kalau belum ya wajar saja, dua klub sepakbola itu memang tidak terlalu ngetop. Tapi bukan berarti juga miskin prestasi. Keduanya juga bukan tim yang baru dibentuk layaknya tim-tim sepakbola di Liga India. Lincoln Red Imps dibentuk tahun 1976, sementara Europa FC lebih tua lagi, tahun 1925.

Dua klub itu, adalah dua dari 11 klub yang berlaga di Gibraltar National League musim 2020-2021 ini, bersama dengan Bruno's Magpies, College 1975, Europa Point, Glacis United, Lions Gibraltar, Lynx, Manchester 62, Mons Calpe, dan St Joseph's.

Uniknya, semua klub itu bermarkas di stadion yang sama, yaitu Victoria Stadium. Kenapa? Karena di negara itu memang hanya ada satu stadion sepakbola. Itupun hanya bisa menampung 5 ribu penonton saja.

Jangan heran, karena Gibraltar hanyalah sebuah negara mini. Luasnya hanya 6,8 km persegi. Jika dibandingkan dengan luas desa-desa di Indonesia, jelas masih lebih kecil, apalagi kalau desanya di Kalimantan atau Papua sana. Lihat foto di atas, itulah seluruh wilayah Gibraltar.

Sudah luasnya hanya segitu, separuhnya diisi oleh bukit batu yang tak bisa ditempati. Tapi dari bukit batu itulah nama Gibraltar diperoleh. Bukit itu bernama Jabal Tariq, yang diabadikan dari Tariq Bin Ziyad, komandan pasukan Muslim saat menaklukkan Spanyol abad ke-8.

Gibraltar memang sudah lama dikenal seolah wilayah dari Spanyol, karena letaknya yang memang berbatasan dengan wilayah Andalusia. Meski demikian, sudah sejak abad ke-18 dikuasai oleh Kerajaan Inggris. Oleh karena itu, hingga saat ini, Gibraltar masih 'setengah merdeka' karena secara konstitusional masih dipimpin oleh Ratu Inggris.

Balik lagi ke soal sepakbolanya, sejarah panjang Sepakbola Gibraltar tak lepas dari peran Inggris. Negeri mungil itu sudah punya liga sepakbola sejak tahun 1893. Tahun 2013, UEFA resmi mencatatkan Gibraltar sebagai anggota ke-54. Dengan demikian, Timnas Gibraltar berhak ikut kualifikasi EURO Cup, tapi ya itu, belum bisa bersaing dengan negara-negara sepakbola lainnya. Masih sebatas penggembira.

Selain itu, klub-klub Gibraltar juga mendapatkan jatah untuk bermain di Liga Champions dan Liga Eropa, tentu saja harus melalui babak penyisihan paling awal. Dua klub yang disebut di awal tadi, Lincoln Red Imps dan Europa adalah dua tim yang pernah berlaga di kancah Eropa. Sama, belum bergerak juga.

Satu-satunya 'prestasi' terbesar diraih Lincoln tahun 2016, ketika berhadapan dengan klub dari Skotlandia, Celtic FC pada putaran kedua kualifikasi Liga Champions. Di kandang, mereka berhasil menumbangkan Celtic yang baru saja ditangani oleh Brendan Rodgers 1-0. Sayangnya, saat melawat ke Glasgow, mereka dicukur 3-0. Perjalanannya pun usai.

Liga domestik mereka sendiri baru saja mengalami perubahan format. Sebelum tahun 2019, masih ada dua kasta, sehingga diberlakukan sistem degradasi. Tapi seiring dengan peserta yang makin berkurang, mulai tahun 2019, digulirkan Gibraltar National League yang akan diikuti oleh 16 klub. Tak ada kasta kedua, sehingga tak ada pula degradasi. Sebagai selingan, diselenggarakan The Rock Cup, yang pesertanya ya, itu-itu juga sebetulnya.

Sayangnya, menjelang bergulirnya musim pertama Liga Nasional itu, empat klub mengundurkan diri. Jadi hanya 12 klub yang berlaga. Itupun tak usai, karena pandemic covid yang melanda. Europa yang memimpin setengah musim tidak dianggap sebagai juara, tapi diberi hak bermain di Liga Champions, yang sayangnya, harus langsung berhadapan dengan Red Star Belgrade yang mencukur mereka dengan skor 5-0.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun