Mohon tunggu...
Alip Yog Kunandar
Alip Yog Kunandar Mohon Tunggu... Penulis - Bukan Pemikir, Meski Banyak yang Dipikirin

Dosen Ilmu Komunikasi UIN Jogja, yang lebih senang diskusi di warung kopi. Menulis karena hobi, syukur-syukur jadi profesi buat nambah-nambah gizi. Buku: Memahami Propaganda; Metode, Praktik, dan Analisis (Kanisius, 2017) Soon: Hoax dan Dimensi-Dimensi Kebohongan dalam Komunikasi.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Stalin: (60) Tamu Dadakan Wali Kota Poti

26 Januari 2021   12:31 Diperbarui: 27 Januari 2021   18:27 400
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: Alip Yog Kunandar

"Ya, anak muda ini tamuku. Dia perlu menginap satu malam sebelum berangkat ke stasiun besok pagi..." kata lelaki yang mengajak Soso itu.

"Baik Pak!" lelaki itu mengangguk.

Soso diajak masuk ke dalam sebuah ruangan yang besar. Ada sebuah meja, dan lemari yang penuh dengan buku-buku. Soso terpesona. Barangkali tidak salah, lelaki itu mungkin memang walikota. Tapi siapa namanya?

Setelah duduk berhadapan, Soso memberanikan diri untuk bertanya. "Dengan hormat, Tuan, saya belum mengenal siapa Tuan, saya takut tidak berlaku sepantasnya!"

Lelaki itu tertawa, "Tenang saja anak muda, siapa namamu tadi, Koba atau Soselo?"

"Koba, Tuan. Tapi Pangeran Ilia memanggil saya Soselo, Soso..."

"Aku Niko Nikoladze. Aku mengenal Pangeran Ilia. Dia mentorku dalam politik, meski dalam beberapa hal berbeda pandangan. Biasa itu...." katanya sambil menyerahkan setumpuk majalah Iveria. "Coba kau tunjukkan mana puisimu?"

"Tuan Walikota Poti?" tanya Soso sambil mencari edisi Iveria yang memuat puisinya.

"Ya begitulah, meski aslinya aku dari Jikhaisi, Samptredia..."

Untunglah Soso menemukan dua majalah yang memuat puisinya, Pagi, dan Si Tua Ninika. Kalau tidak, bisa malu dia. Nanti dikiranya ngaku-ngaku. Padahal orang yang berada di depannya bukan orang sembarangan, seorang walikota, yang entah kenapa bernama dan berasal dari Georgia.[1] Soso tak ingin menanyakannya langsung. Ia berniat mencari tahu soal lelaki ini pada Pangeran Ilia, nanti kalau ia kembali ke Tiflis.

Walikota Nikoladze melihat dua puisi yang disodorkan oleh Soso. "Ah iya.. aku ingat sekarang. Pantas saja Pangeran Ilia memuatnya. Rupanya kau penulisnya..." katanya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun