"Pastor ganteng yang punya anak cewek tapi nggak tau siapa ibunya itu?" Mbok Nikita nimbrung, "Jangan-jangan ada apa-apa sama si Keke itu..."
"Ya siapa tahu..." kata Yu Svetna, "Kalau aku jadi Yu Keke juga pasti aku mau.."
Kita tinggalkan dulu obrolan di warung itu. Sementara orang yang sedang dipergunjingkan itu justru malah sedang duduk merenung di depan rumahnya.
Mak Keke keluar dari rumah dan membawakannya segelas taplis rdze.[1] "Nih diminum dulu So, biar kamu sehat..." kata Mak Keke. Itu minuman mewah bagi mereka, terutama sejak ditinggal Pak Beso.
Soso menerima dan langsung meneguknya sebagian.
"Kamu kok malah loyo kayak gitu, bukannya bersemangat..." kata Mak Keke. "Orang-orang pada ngomongin kamu. Semuanya memujimu. Yang punya anak pada ngiri, yang nggak punya anak bercita-cita pengen punya anak pinter kayak kamu..."
"Tapi saya harus ninggalin Emak sendirian di sini. Siapa yang nyariin kayu bakar sama mancing buat makan nantinya?" tanya Soso dengan mata sendu.
Mak Keke menepuk-nepuk pundak anaknya. "Mak bisa nyari makan sendiri So. Kamu nggak usah khawatir. Mak sih bisa makan apa saja, dan sekarang, apa aja terasa enak kalau membayangkan kamu bersekolah dan jadi orang pinter, terus besok jadi pendeta..." katanya. "Kamu nggak usah mikirin Mak, belajar aja yang bener, biar cepet lulus, terus dapat kerjaan yang bagus.."
"Apa saya harus nyari Bapak dulu Mak, buat ngomong kalo saya mau ke Tiflis?" tanya Soso lagi, yang mendadak inget bapaknya.
"Nggak usah.. nanti dia tau sendiri, orang-orang sudah pada ngomongin. Semabok-maboknya dia, pasti kabar itu nyampe juga ditelinganya..."
Soso mengangguk.