Mohon tunggu...
Alipir Budiman
Alipir Budiman Mohon Tunggu... Guru - hanya ingin menuliskannya

Bekerja sebagai pendidik di MTs Negeri 1 Banjar (dahulu namanya MTs Negeri 2 Gambut) Kabupaten Banjar, Kalsel. Prinsip saya: Long Life Education. Gak pandang tuanya, yang penting masih mau belajar, menimba ilmu. Gak peduli siapa gurunya, yang penting bisa memberi manfaat dan kebaikan...

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Degradasi Moral Anak Usia Sekolah

26 Januari 2016   20:43 Diperbarui: 26 Januari 2016   20:52 258
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="Mereka inilah generasi penentu masa depan bangsa"][/caption]Umur 12 - 15 tahun, adalah fase umur dimana anak-anak sedang mengecap bangku pendidikannya di Sekolah Menengah Pertama atau Madrasah Tsanawiyah. Selama 3 tahun, mereka akan melewati masa remaja awalnya. Masa ini pula, menjadi masa yang paling sulit buat mereka. Sebab, mereka sudah bukan anak-anak (SD) lagi, tetapi mereka juga bukan golongan dewasa yang dengan mudah bisa memahami sesuatu. Mereka adalah anak-anak yang sedang dalam fase remaja awal.

Pada fase usia SMP/MTs, mereka sudah mulai cenderung susah untuk diatur dan cenderung suka meniru-niru trend yang sedang berkembang. Kecenderungan ini tampak sekali bertolak belakang dengan tata tertib yang dibuat oleh sekolah yang cenderung mengikat siswa dengan berbagai aturan kaku. Tentu saja, aturan dalam tata tertib sekolah ini sangat membelenggu mereka, sehingga mereka cenderung untuk melakukan pelanggaran itu.

Contoh aturan yang sering mereka langgar antara lain, tidak diperkenankan membawa HP ke sekolah, menggunakan celana ketat, rok yang agak pendek, baju yang agak ketat, tidak memakai lambang/badge sekolah, rambut panjang, membolos, mengkonsumsi obat-obatan terlarang, berkelahi, dan sebagainya.

Banyak sekolah yang tidak memperkenan muridnya membawa HP ke sekolah. Alasannya, siswa belum siap dengan kemajuan teknologi. Mereka belum bisa membedakan, mana yang memberikan manfaat buat pendidikan sekolah, dan mana yang tidak. Mereka lebih sering membawa HP untuk keperluan selfie, facebook, twitter, instagram, dan media sosial lainnya. Sementara untuk mengunduh file mata pelajaran, browsing di google untuk belajar, pembelajaran online, justru tidak dimanfaatkan. Mereka lebih suka mengunduh file-file gambar yang tak senonoh, video porno, dan lain-lain yang tidak mendidik. Mereka sudah salah kaprah dalam memilih fungsi intenet. Tidak jarang pada saat razia, sekolah menemukan mereka ikut-ikutan foto selfie dengan adegan yang tak pantas. Inilah alasan kenapa banyak sekolah yang melarang membawa HP ke sekolah.

Bisa melanggar peraturan sekolah, justru menjadi kebanggaan buat mereka. Mereka bangga bila hari itu membawa HP, berpakaian ketat ke sekolah, tapi lolos dari "pandangan mata" petugas tim tata tertib.

Inilah yang saya nilai mereka telah mengalami degradasi moral. Adapun faktor yang dominan mempengaruhi terjadinya degradasi moral ini adalah: teman sebaya, teman-teman di media sosial, kehidupan ekonomi orang tua, kesibukan orang tua, sifat mereka yang ingin mencoba hal baru, serta pendidikan/pengamalan agama yang masih rendah.

Sebuah tantangan besar bagi para pendidik, agar bisa membina para generasi muda harapan bangsa ini, mampu melewati fase ini dengan baik.

Mohon tunggu...

Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun