Mohon tunggu...
Alipir Budiman
Alipir Budiman Mohon Tunggu... Guru - hanya ingin menuliskannya

Bekerja sebagai pendidik di MTs Negeri 1 Banjar (dahulu namanya MTs Negeri 2 Gambut) Kabupaten Banjar, Kalsel. Prinsip saya: Long Life Education. Gak pandang tuanya, yang penting masih mau belajar, menimba ilmu. Gak peduli siapa gurunya, yang penting bisa memberi manfaat dan kebaikan...

Selanjutnya

Tutup

Financial Pilihan

Investasi Saham: dari Tertipu hingga Bangkit

25 Maret 2020   05:00 Diperbarui: 25 Maret 2020   05:07 447
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tahun pertama setelah menjadi member Mandiri Sekuritas, saya masih jatuh bangun. Jembatan emas yang saya bayangkan, ternyata menyeberangkan saya ke hutan belantara lain yang lebat dan pekat. Tak ada rambu-rambu yang terlihat. Sesekali terlihat cerah, tapi selebihnya hanya sebuah kegelapan.

Kadang portofolio saya terbang ke langit, kadang jatuh ke jurang terdalam. Kadang terlihat kegirangan, kadang terdiam penuh kekecewaan. Kadang-kadang gain, kadang-kadang loss. Yang terjadi, justru loss yang lebih banyak.

Yang berbeda sekarang, adalah cara saya menyikapinya. Dulu, saya hanya menitip uang untuk dikelolakan. Sekarang, saya yang mengelola sendiri. 

Itulah tantangan investasi, yang memang butuh proses tidak sebentar. Kerugian yang saya alami di tahun pertama saya anggap sebagai biaya belajar. Resiko sangat tinggi (baca=kerugian) terjadi karena saya tidak memahami seluk-beluk investasi yang dipilih. 

Risiko menurut saya berbanding terbalik dengan tingkat pemahaman seseorang akan sebuah investasi. Investasi saham akan sangat beresiko bagi orang yang sama sekali belum mempelajari strateginya. 

Untuk itulah, saya sering mengikuti edukasi yang dilaksanakan Mandiri Sekuritas lewat PanenSaham, dan semakin banyak membaca analisis teknikal maupun fundamental lewat berbagai macam sumber.  

Di tahun-tahun berikutnya, saya semakin berusaha meminimalkan resiko dengan memilih saham yang sesuai dengan psikologis saya. Sangat perlu bagi saya menjaga psikologis. Tidak berniat untuk rakus dengan keuntungan, dan tidak panik saat situasi merugikan.

Aspek psikologis ini bagi saya sangat penting, dalam segala hal, tidak hanya dalam investasi. Pengetahuan dan pemahaman tentang agama juga akan sangat membantu seseorang dalam berinvestasi saham. Tidak serakah, tidak panik, tidak pelit, mengendalikan emosi, sabar, ikhlas, disiplin, yang diajarkan dalam agama, semuanya dipraktekkan dalam berinvestasi ini.

Hari ini, 3 tahun sudah saya meniti jembatan emas. Anak pertama saya alhamdulillah yang dulu saya tatap wajahnya, kini bisa kuliah di IPB Bogor. Anak kedua sudah SMK, yang ketiga SMP, dan yang bungsu masih di MI. 

Dengan pendapatan yang tetap (sebagai guru) dan penghasilan di warung yang juga terbatas, ditambah dengan hasil trading saham, saya bisa merajut impian kembali. Ingat, dulu saya selalu menyederhanakan impian, bahkan saya mengubur impian yang menurut saya tinggi.

Kini, saya dengan optimis, bisa kembali merengkuh aset-aset saya yang hilang beberapa tahun yang lalu. Saya juga optimis bisa mengantar anak-anak saya menyelesaikan pendidikan untuk masa depan mereka. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun