Mohon tunggu...
Alipir Budiman
Alipir Budiman Mohon Tunggu... Guru - hanya ingin menuliskannya

Bekerja sebagai pendidik di MTs Negeri 1 Banjar (dahulu namanya MTs Negeri 2 Gambut) Kabupaten Banjar, Kalsel. Prinsip saya: Long Life Education. Gak pandang tuanya, yang penting masih mau belajar, menimba ilmu. Gak peduli siapa gurunya, yang penting bisa memberi manfaat dan kebaikan...

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Bunga

5 September 2019   17:23 Diperbarui: 5 September 2019   18:00 31
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Saya punya seorang teman, seorang guru olahraga. Rekan kerja. Karena jumlah jam mengajarnya sedikit, dia punya usaha sampingan yang beragam. Jual ramuan herbal, air minum galon, pulsa, tagihan listrik, mainan anak, kue, unit link, dan lain-lain. Hasil usaha sampingannya per bulan, mungkin melebihi setahun gaji sebagai honorer di sekolah (beri applaus buat teman saya itu, wkwk).

Kemaren dia menawari bunga. Bunga plastik. Harganya pun murah, hanya di kisaran duapuluh ribuan. Warna warni, dan cocok dipajang di sudut meja guru.

Terkadang, banyak orang tertipu dengan bunga plastik ini. Apalagi yang dijual dengan harga lebih mahal. Bentuknya sangat menyerupai aslinya. Pernah, seorang tamu yang bertandang ke rumah, melihat bunga di atas meja tamu, dan berkata: "Bagus bunganya ya, yang plastik  juga banyak dijual meniru yang asli ini." Saya hanya tersenyum. Tamu itu tertipu, mengira, bunga itu asli, padahal itu juga bunga plastik.

Bunga memang memberikan pesona. Karenanya seringkali dibuat sebagai dekorasi di dalam ruangan. Namun, kalau menggunakan bunga asli di dalam ruangan, biasanya tidak dapat bertahan lama. Selain bunga itu sendiri akan layu, daun-daunnya pun akan cepat layu karena kurangnya sinar matahari langsung. Sebagaimana yang kita ketahui, tumbuhan melalui klorofilnya akan menyerap sinar matahari dalam proses fotosintesis. Hasil fotosintesis ini akan diedarkan ke seluruh bagian tumbuhan untuk bernafas.

Karena bunga asli mudah layu, maka bunga palsu adalah salah satu pilihan terbaik. Tidak akan pernah layu dan tidak memerlukan perawatan khusus. Apalagi kalau diatur sedemikian rupa menyerupai aslinya, orang bisa kecele. Misalnya saja, meletakkan bunga hias palsu pada vas yang berisi air, atau vas yang digunakan vas organik sehingga memberi kesan alami, atau juga bunga hias plastik dikombinasikan dengan bunga alami.

Bunga, mungkin akan selalu dikaitkan dengan keindahan  dan keharuman. Indah ketika dilihat, dan harum ketika dicium. Tetapi kalau bunga palsu, tidak demikian. Dia hanya indah untuk dilihat.

Saya lantas teringat manusia-manusia zaman sekarang. Banyak orang yang terlihat seperti bunga palsu. Indah dari luar. Bagi saya, orang yang seperti ini adalah orang-orang yang merasa dirinya hebat, dan sepintas terlihat hebat. Dia berbicara mengenai kehebatan dirinya, memberi saran ini itu, bertindak seperti seorang yang sudah visioner, sehingga orang lain akan pangling dan takjub melihatnya.

Orang yang ingin terlihat hebat, hanya bagus di “kemasan”, yang dengan mudah akan membuat orang merasa tertipu dengan kehebatannya. Untuk urusan menyelesaikan tugas, orang yang merasa hebat akan mengerjakan sesuatu dengan asal saja, menyuruh dan meminta bantuan orang lain yang bisa. Tetapi pada saat mempresentasikan kegiatan di hadapan bosnya, dialah yang berbicara seolah-olah hasil kerjanya.

Orang yang merasa hebat akan berbicara untuk membuat orang lain merasa terpikat, walaupun terkadang bertolak belakang dengan fakta yang terjadi. Mungkin pembaca pernah berjumpa dengan orang yang kalau bicara sangat terasa sisi lebai-nya. Tujuannya untuk membuat orang lain merasa kagum dengan dirinya. Bahkan tak jarang, orang tersebut akan membuat fakta yang mengada-ada.

Orang yang merasa hebat juga selalu merasa dirinya jauh lebih baik dari orang lain. Kelebihan yang dipunyai orang di luar dirinya hanya dipandang sebelah mata saja. Sulit sekali bagi orang seperti ini untuk mengakui bahwa ada banyak orang lain yang punya kelebihan di atas dirinya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun