Mohon tunggu...
Alin FM
Alin FM Mohon Tunggu... Penulis - Mencoba

Mencoba menjadi untuk jadi penulis

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Punya Anak itu Berat Jika Salah orientasi

30 September 2021   22:28 Diperbarui: 30 September 2021   23:00 387
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Inilah corak yang dimiliki kalangan milenial dan sebagian kalangan kolonial di peradaban Kapitalisme liberal. Kepuasan materi sangat dipuja. Kesuksesan hanya di nilai dari bergelimang harta, tahta,  prestisius dan kesenangan. Memisahkan agama dari kehidupan menjadi landasannya. Peran Sang pencipta dinafikan dan merasa aturan manusia adalah aturan yang paling terbaik. Sehingga memiliki anakpun menjadi beban bukan membuatnya bahagia.

Kesalahan orientasi hidup inilah yang menyebabkan segalanya berakhir pada kebingungan. 

Pro kontra standar nilai menjadi berkembang. Lihat saja ketika ada orang yang memiliki banyak anak, ada yang melotot keheranan tapi ada juga yang takjub bisa memiliki banyak anak. Para bidan pun kesal kenapa lagi-lagi si ibu hamil dan melahirkan. 

Padahal yang mengandung bukan si bidan. Begitu penganut Childfree dan waithood yang masih dinilai tabu di tengah masyarakat.

Berat punya anak ini tidak dirasakan oleh pasangan asal India, Daljinder Kaur (73 tahun) dan Mohinder Singh Gill (80 tahun). Ibu ini melahirkan anak saat 72 tahun. Fisik yang tidak sebugar ibu muda memang dirasakan Kaur, tapi hal ini tidak membuatnya menyesal memiliki Armaan.

Yang Kaur lakukan sekarang adalah menjaga kesehatan dirinya dan Arman. Bayi mungil tersebut lahir dalam kondisi amat kecil, yakni hanya 1,7 kg. Kini, saat usianya hampir satu tahun beratnya 6 kg.

Bagi Kaur dan suami, Mohinder Singh Gill, kehadiran Armaan merupakan sesuatu yang mereka nantikan selama 46 tahun. Armaan hadir dalam kehidupan Kaur dan Singh lewat program bayi tabung.

Lalu, bagaimana bila Kaur dan suaminya meninggal padahal Armaan masih kecil? Gill tidak membuat hal ini menjadi sesuatu yang menyeramkan, semua diserahkan pada Tuhan.

"Saya punya keyakinan penuh pada Tuhan. Tuhan itu Maha Kuasa dan ada Dia dimana-mana, Ia akan membantu melancarkan segalanya," kata Gill penuh keyakinan saat diwawancarai oleh seorang wartawan.

Dari fakta di atas menunjukkan bahwa anak bukanlah beban. Malah pasangan asal India ini meyakini adanya campur tangan Tuhan dalam melancarkan Segalanya termasuk perkara membesarkan anak. Tuhan Maha Kuasa dan ada dimana-mana, Siapakah Dia? Siapa lagi kalau bukan Allah SWT Sang Pencipta lagi Maha Kuasa.

Allah SWT Yang menciptakan manusia berikut dengan Rizkinya. Dialah sebaik-baiknya Pemberi Rizki. Jangan sampai kita merasa yang memberikan rizki untuk anak kita adalah kita tanpa campur tangan Allah SWT di sana. Bukankah itu adalah sifat sombong yang menghantarkan kita kepada kebinasaan seperti layaknya iblis?.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun