Mohon tunggu...
Alin FM
Alin FM Mohon Tunggu... Penulis - Mencoba

Mencoba menjadi untuk jadi penulis

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Anakku Rindu Masjid

15 Agustus 2021   22:44 Diperbarui: 15 Agustus 2021   22:46 208
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
aceh.tribunnews.com

Anakku Rindu Masjid

Oleh

Alin FM

Sebagai seorang ibu, pasti ingin memberikan yang terbaik untuk anaknya. Melindunginya dan mencurahkan kasih sayang yang tulus untuk si buah hati. Memastikan anak menjadi anak Sholeh sebagai investasi akhirat kelak. Berdoa dan bertawakal agar anak selalu dekat dengan Allah SWT dan masjid.

Siapa yang tidak senang melihat anak laki-lakinya sholat berjamaah di masjid setelah adzan berkumandang. Melihat mereka antusias mendengarkan adzan lalu cepat datang ke masjid. Sholat berjamaah, berdzikir dan  berdoa sampai selesai lalu pulang.

Di saat Pandemi, tak menyurut langkah mereka untuk datang ke masjid. Memakai double masker dan membawa sajadah sendiri pun di lakukan. Wudhu di rumah dan sepulang dari masjid tak lupa cuci tangan. Meminta perlindungan kepada Allah SWT dari segala marabahaya tersebut dari penyakit covid 19.

Seiring menyebar laju virus covid 19 kian mengkhawatirkan. Aku meminta anakku sholat di rumah. Ia pun sedih tatkala di larang ke masjid. Menurutnya masjid tempat yang menyenangkan. Ia belajar mengetahui waktu dengan adanya adzan. Ia bilang Sholat di masjid lebih asyik dibandingkan sholat di rumah.

Di dalam rumah ia pun sering memandang keluar jendela sembari bershalawat mengikuti lantunan suara sholawat dari mesjid. Menyiratkan ia pun sangat ingin ke sana. Kadang ia berkata, ummi itu masih ada ke masjid? dengan nada sedih. Aku pun diam sejenak, mencari kata yang tepat agar ia tidak tambah sedih. Lalu aku pun berkata, "Nanti ya sayang, kalo lonjakan Corona tidak lagi tinggi, pasti Abang bisa ke masjid lagi". Sambil tetap menyemangati.

Seiring semakin naiknya grafik penularan Covid-19 di Indonesia, pemerintah setiap hari mengumumkan berapa jumlah yang terjangkit, jumlah yang sembuh bahkan yang meninggal dunia. PPKM segera diterapkan pemerintah. Saya pun yang khawatir ketika keluar rumah. Apalagi menurut berita virus covid 19 varian delta sangat gampang tertular.

Di tengah kebingungan antara membiarkan anak pergi ke masjid atau sholat berjamaah di rumah. Ironi bukan..

Pada dasar pendidikan anak haruslah  sejak dini agar mereka terbiasa dari kecil menjalankan agama. Ketika sudah terbiasa maka pastilah timbul rasa senang dengan ibadah di kemudian hari. Menanamkan  akidah sampai syariah, termasuk sholat jamaah di masjid perlu menjadi perhatian terutama anak laki-laki. Terlebih menanamkan akidah yang kokoh bagian amanah orangtua dalam mendidik anaknya. Namun tetaplah orang tua makhluk yang terbatas. Butuh peran lingkungan dan negara untuk membentuk anak Sholeh dan sholehah.

Hari ini kita menyaksikan, betapa banyak pemuda yang tangguh menaklukkan gunung setinggi apapun, tapi belum tentu bisa tangguh melangkah kakinya ke masjid. Betapa banyak pemuda mampu menjelajahi dunia atas nama  travelling tapi belum tentu ia senang melangkah dirinya ke masjid. Betapa banyak pemuda berhasil mencapai cita-cita tinggi hingga sekolah ke luar negeri tapi belum tentu  berhasil melangkah raganya ke masjid. Tidak banyak pemuda yang senang ke masjid hari ini. Maka bagi seorang ibu perlu menyiapkan anak nya kelak ketika menjadi pemuda yang cinta dengan masjid.

Nabi Muhammad Saw bersabda :

Ada tujuh (golongan orang beriman) yang akan mendapat naungan (perlindungan) dari Allah dibawah naungan-Nya (pada hari kiamat) yang ketika tidak ada naungan kecuali naunganNya, yaitu pemimpin yang adil, seorang pemuda yang menyibukkan dirinya dengan ibadah kepada Rabbnya, Ada tujuh (golongan orang beriman) yang akan mendapat naungan (perlindungan) dari Allah dibawah naungan-Nya (pada hari kiamat) yang ketika tidak ada naungan kecuali naunganNya, yaitu pemimpin yang adil, seorang pemuda yang menyibukkan dirinya dengan ibadah kepada Rabbnya, seorang laki-laki yang hatinya terpaut dengan masjid, dua orang laki-laki yang saling menyayangi karena Allah, keduanya bertemu karena Allah dan berpisah karena Allah, seorang laki-laki yang diajak berbuat maksiat oleh seorang wanita kaya lagi cantik lalu dia berkata, "aku takut kepada Allah", seorang yang bersedekah dengan menyembunyikannya hingga tangan kirinya tidak mengetahui apa yang diinfakkan oleh tangan kanannya, dan seorang laki-laki yang berdzikir kepada Allah dengan mengasingkan diri sendirian hingga kedua matanya basah karena menangis," (Hadits riwayat Bukhari).

Hadist di atas menyebutkan salah satunya orang yang akan mendapatkan naungan Allah SWT adalah  seorang laki-laki yang hatinya terpaut dengan masjid. Maka tidaklah heran jika seorang ibu mendambakan anak laki-laki nya senang dengan masjid.

Tantangan bagi para orangtua saat ini adalah untuk  tetap bisa menanamkan pada anak-anak nya ketaatan terhadap Allah SWT dalam kondisi pandemi.  Tetap memotivasi anak untuk tetap bersabar dan tetap melaksanakan ibadah di  rumah. Namun ada kekhawatiran yang bisa menjadi rasa  sesal. Karena waktu  tidak dapat di putar ulang. Mereka terus tumbuh berkembang, usia merekapun semakin bertambah. Kesenangan sholat berjamaah di masjid adalah hal yang sangat berharga.  Kebijakan pemerintah dalam membatasi aktivitas di masjid sebenarnya sangat disayangkan. Karena membersamai anak-anak dekat masjid adalah investasi  berharga negara di kemudian hari. Semakin dini mereka dekat dengan  masjid, semakin membentuk kepribadian Islam yang baik.

Namun kepribadian Islam pada diri seorang muslim di era kapitalisme saat ini pastilah tidak jadi perhatian. Karena  dalam peradaban kapitalisme, yang paling  berharga adalah menjadi pribadi yang bisa meraih materi sebanyak mungkin. Pribadi yang opportunis memanfaatkan segala sesuatu dan tidak memperhatikan syariah. Tidak peduli dengan standar halal haram asalkan kesenangan materi sudah diraih.

Ironi membentuk anak dekat masjid adalah tantangan besar hari ini. Menunggu pemerintah melakukan kebijakan yang efektif agar aktivitas di masjid bisa berjalan baik. Ibadah anak bisa lakukan di masjid tanpa khawatir dibawah proteksi pemerintah. Pemerintah yang melindungi untuk rakyat bukan hanya mementingkan kepentingan ekonomi semata. Pemerintah yang benar-benar segenap hati memperhatikan rakyat tanpa memperhatikan untung rugi.

Pemerintah itu pastilah hanya bersumber pada Sang Maha Daya Cinta, Allah SWT. Allah SWT menurunkan Islam sebagai agama yang di Ridho Nya untuk menyelesaikan persoalan kehidupan. Rindunya ke masjid membuat rindu kita kepada penerapan Islam yang sempurna. Kesempurnaan tidak bisa dilepaskan dari pemerintah dibawah naungan hukum Allah SWT. Pemerintah dibawah naungan Islam seperti apa sudah dicontohkan nabi Muhammad Saw yaitu Darul Islam di Madinah.
Allah SWT berfirman :
 
"Bukankah Allah hakim yang paling adil?"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun