Mohon tunggu...
Alin You
Alin You Mohon Tunggu... Insinyur - Penyuka fiksi, khususnya cerpen dan novel.

PPL (Penyuluh Pertanian Lapangan) • Penulis Amatir • Penyuka Fiksi • Penikmat Kuliner • Red Lover Forever • Pecinta Kucing

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup

Insiden di Salon

29 Juli 2011   12:57 Diperbarui: 4 Januari 2016   19:43 307
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

 

Saat itu sengaja kukhususkan waktuku untuk melakukan perawatan di salon kecantikan. Jenis perawatan yang saat itu kulakukan hanya seputaran rambut, yaitu gunting sekalian dengan hair spa. Di tengah-tengah proses hair spa itu, tiba-tiba saja perutku melilit tak karuan. Perih, kembung dan rasanya ingin muntah. Padahal tadi sebelum ke salon, sudah kusempatkan diri untuk makan siang dulu di kafe depan salon. Namun entah mengapa saat itu sakit di perutku tak bisa diajak kompromi. Ya Allah, tolong! Jerit batinku.

"Teh, teteh kenapa? Muka Teteh pucat begitu," capster yang sedang menanganiku tiba-tiba berseru panik padaku. Aku hanya menggeleng sambil menggigit bibir bawahku mencoba menahan sakit di perutku.

Si Capster bertanya lagi, "Benaran Teteh nggak apa-apa?" Dilihatnya mukaku yang semakin pucat. Ia khawatir dengan kondisiku saat itu. Segera, ia pun menyuruh temannya untuk mengambilkan segelas air mineral dan kuterima dengan ucapan terima kasih yang sangat lirih.

"Teteh punya maag ya?" tanya si Capster lagi. Dan aku hanya tersenyum dan mengangguk. Segera, ia pun pergi meninggalkanku dan kembali dengan membawa Promag.

"Minum ini Teh, dua tablet. Tapi minumnya dikunyah aja, jangan ditelan!"

Aku melongo sejenak. Langsung minum dua tablet? OMG, no no no!

"Ayuh Teh, diminum," desak si Capster padaku. Aku hanya menatapnya dengan pandangan bingung.

"Harus diminum dua tablet sekaligus?" tanyaku.

"Iya Teh, biar maag-nya segera reda."

Oya? Benarkah? Akhirnya benar saja. Setelah mengunyah dan menelan dua tablet Promag, perlahan perih di perutku berangsur berkurang dan lama-kelamaan hilang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun