Mohon tunggu...
Alin You
Alin You Mohon Tunggu... Insinyur - Penyuka fiksi, khususnya cerpen dan novel.

PPL (Penyuluh Pertanian Lapangan) • Penulis Amatir • Penyuka Fiksi • Penikmat Kuliner • Red Lover Forever • Pecinta Kucing

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

[Serial Noval] Sassy Violet

15 November 2019   08:49 Diperbarui: 15 November 2019   08:51 88
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: farmbos.com

"Oh, nama kamu Sassy ya," ujarku seraya menggendong kucing yang dilihat dari perawakannya itu pastilah milik seseorang yang tengah 'main' ke sini. "Rumah kamu di mana, Sayang? Udah minta izin main ke sini belum?"

Melihatku mengajak ngomong kucing tak bertuan yang ada di teras rumah, Bi Isah pun hanya geleng-geleng kepala saja. Dia tak banyak komentar dan segera berlalu kembali ke habitatnya, ups, ke dapur maksudnya.

Sassy tampak tenang berada di pangkuanku. Kucing secantik dan sebersih ini rasanya tidak mungkin tak bertuan. Tak mungkin pula sampai dibuang oleh pemiliknya. Yang pasti dia tak sengaja kabur keluar rumah saat si tuan lengah tak menutup pintu rumah dan juga pagarnya.

"Aduh, Syantiek. Ongkel Noval gak punya dry food buat kamu nih, gimana dong? Kalo kamu dikasih makan ikan aja dibolehin gak ya ama tuanmu?"

Lagi asyik bercakap-cakap dengan si Cantik Sassy, dari arah rumah depan datanglah seorang anak laki-laki bertubuh bongsor yang tak lain adalah Akbar, cucunya Mak Icih, yang beberapa hari lalu sempat membuat geger desa ini dengan aksi skateboard-nya. Ups. Tapi bukan Akbar yang bikin heboh itu, melainkan sang nenek, Mak Icih. Hehehe.

"Wah, keren. Om Noval punya kucing euy sekarang. Kucingnya cantik, Om. Kucing jenis apa ini namanya, Om? Kayaknya bukan kucing kampung deh. Abis, bulunya lebat gitu. Kucing anggora ya, Om?" Bagaikan peluru yang ditembakkan dari senjatanya, Akbar begitu gentar menghadiahiku beragam pertanyaan.

"Hush, ngaco. Ini namanya kucing persia peaknose, tau. Tuh, lihat aja hidungnya yang pesek yang nyaris sejajar ama matanya." Kucoba memberi penjelasan kepada anak kelas 5 SD ini. Akbar hanya mengangguk-angguk saja. Entah mengerti atau tidak tuh bocah.

"Akbar boleh ikutan gendong gak, Om? Pliiisss...!" Dengan tampang memelas, dia mencoba merayuku untuk memperbolehkannya memegang Sassy. Tapi sayang, Sassy menolak. Hampir saja Akbar terkena cakaran maut dari Sassy. 

"Ih, kucingnya nakal. Suka nyakar. Sebel deh!"

Usai berkata begitu, dengan tampang cemberut, akhirnya Akbar pun pulang ke rumahnya. 

Dan entah siapa yang mulai menyebarkan berita ini, tiba-tiba saja hampir setiap hari, khususnya di sore hari, ada begitu banyak anak kecil yang bertandang ke rumah mendiang Aki ini sekadar untuk melihat Sassy, kucing persia peaknose yang cantik sekali.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun