"Hm... Ibu wangi banget pagi ini. Ayah yang mandiin tadi, ya." Segera, Keyla mendekatkan kepala dan mencium pipi keriput Sang Ibu. Ibu hanya tersenyum menanggapi.
"Bu, bubur ini gratis lho. Kata Mang Dirja, semoga Ibu cepat sembuh, ya."
Ibu tiba-tiba saja menangis.
"Ibu kenapa? Ibu pengen cepat sembuh juga, kan?" Sambil menahan perasaannya, Keyla pun segera menghapus bulir-bulir air mata yang menetes di kedua pipi ibunya.
"Makan, yuk, Bu, buburnya. Biar Ibu cepat sembuh." Disedorkannya sesendok makan bubur ayam ke mulut Sang Ibu. Tapi segera ditolak oleh Ibu.Â
Ibu hanya menggeleng dan menjauhkan tangan Keyla dari mulutnya.
"Ibu kenapa nggak mau makan? Kan perut Ibu dari tadi belum diisi apa apa?"
Kembali, Ibu hanya menggeleng dan menjauhkan tangan putri bungsunya itu dari mulutnya. Keyla menghela napas. Tiba-tiba saja Ayah sudah berada di dalam kamar dan meminta Keyla untuk tak lagi memaksa Ibu makan.
"Udahlah, Key. Mungkin udah waktunya Ibu--" Ayah membuang muka cepat, menahan buliran air yang hendak jatuh pula.
"Maksud Ayah..."
Ayah tak berkata apa-apa lagi dan segera keluar kamar.