Mohon tunggu...
Ali Musri Syam
Ali Musri Syam Mohon Tunggu... Sekretaris - Belajar Menulis

Pekerja, menyukai sastra khususnya puisi, olahraga khususnya sepakbola, sosial politik. Karena Menulis adalah cara paripurna mengeja zaman, menulis adalah jalan setapak menjejalkan dan menjejakkan kaki dalam rautan sejarah, menulis menisbahkan diri bagi peradaban dan keberadaban. (Bulukumba, Makassar, Balikpapan, Penajam Paser Utara) https://www.facebook.com/alimusrisyam https://www.instagram.com/alimusrisyam/

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi: Pada Sebuah Percakapan Terakhir

29 September 2021   15:25 Diperbarui: 1 November 2021   08:04 442
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi Pada Sebuah Percakapan Terakhir / Pantai Tanjung Jumlai Penajam Paser Utara - Dokpri @ams99

Pada Sebuah Percakapan Terakhir

Dua pasang mata, jalan-jalan aspal, nyiur melambai kiri-kanan, angin pantai; sepoi, berhembus pelan, menyibakkan jilbab toska penutup mahkota, cakrawala kian menua, masa hampir rampung, menunggu jingga di ufuk, sebelum penghabisan jatah waktu, gelap merambat pada horizon.

Sepasang merpati, tercegat senja, melupa waktu, terhipnotis mimpi, bumi seolah sunyi; di tinggal penghuni, rumah-rumah berjajar di bibir pantai mulai bercahaya, penanda hari telah menamatkan riwayatnya, tak jua bergeming, percakapan tak kenal usai, dekapan tak pernah cerai, rindu tak mengenal akhir.

Sepasang waktu; siang – malam, bercerai di simpang petang, setelah rembang, akan ada kelam, masih adakah pertanyaan; tentang kerinduan ? Seumpama pisah sebelum fajar menyingsing, hujan tiba-tiba menghunjam, hutan seketika menggenang, sementara esok tak tentu persuaan, dunia tertimbun dalam khayalan, sepertinya sekarang harus di tuntaskan.

Penajam Paser Utara, 29.09.2021

Ali Musri Syam Puang Antong

Baca Juga Puisi Sebelumnya: Episode Amor

Puisi Pilihan: Wajah Di Balik Jendela

Puisi Pilihan Lainnya:Betapa Kota Ini Pernah Begitu Mempesona

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun